KARAMAH ADALAH KEMULIAAN DI LUAR LOGIKA MANUSIA, SIMAK KISAHNYA DALAM AL-QUR’AN


Berita Islami. Media Dinamika Global.id    Karamah adalah bentuk kemuliaan yang diberikan Allah SWT kepada manusia istimewa seperti Rasulullah SAW, sahabat, dan para wali. Karamah disebut sebagai kemuliaan yang berada di luar nalar atau logika manusia.


Menurut para ahli, karamah adalah sesuatu yang bisa didapat dengan ketekunannya mengikuti syariat Islam dan ajaran Rasulullah SAW. Wilayah keilmuan karamah ada pada Ilmu Tasawuf.


Agar bisa lebih memahami tentang karamah adalah kemuliaan di luar logika manusia, kisahnya perlu disimak juga. Kisah tentang pemuda yang tertidur dalam gua sampai sahabat yang terangkat jasadnya ke langit setelah berperang di jalan Allah.


Berikut Liputan6.com ulas karamah adalah kemuliaan di luar logika manusia dan kisahnya dari berbagai sumber, Senin (25/1/2021).

Abul Qasim al-Qusyairi

Karamah adalah suatu aktivitas yang dianggap sebagai hal yang bertentangan dengan adat kebiasaan manusia pada umumnya, yaitu dapat juga dianggap sebagai realitas sifat wali-wali Allah tentang sebuah makna kebenaran dalam situasi yang dianggap kurang baik.

Syeck Ibrahim Al Bajuri

Karamah adalah sesuatu luar biasa yang tampak dari kekuasaan seorang hamba yang telah jelas kebaikannya yang diterapkan karena adanya ketekunan didalam mengikuti syariat nabi.

Said Hawwa

Karamah adalah memang benar-benar telah terjadi dan akan tetap terjadi pada wilayah tasawuf. Karomah juga bisa terjadi pada orang yang belum sempurna istiqamahnya. Tapi bagi orang-orang yang benar-benar lurus, istiqamah, dan tampak karomahnya, barangkali karomahnya tersebut identik dengan tanda kewalian.


Memahami karamah dari kacamata para ahli, cukup beragam. Memang bagi sebagian umat Islam, karamah adalah sesuatu yang bertentangan dengan adat kebiasaan. Wilayah pembahasan karamah adalah ilmu tasawuf.


Menurut penjelasan Kamus Besar Bahasa Indonesia, karamah adalah kemuliaan berupa sesuatu di luar logika manusia yang Allah berikan kepada para wali Allah. Pernyataan ini yang memperkuat bahwa karamah tidak bisa diterima semua umat Islam, tetapi hanya yang diistimewakan.


Jika ditelisik dari asal usul bahasanya, karamah berasal dari bahasa Arab. Dalam Al-Qur’an istilah karamah dekat dengan Al-Karim yang berarti Maha Mulia. Tidak mengherankan jika orang-orang yang mendapat karamah adalah mereka yang benar-benar mulia, seperti Rasulullah dan Para Wali.

Ashabul Kahfi

Ashabul kahfi adalah tujuh orang pemuda keturunan bangsawan dari Rum yang sangat mengkhawatirkan keimanan. Peristiwa ini terjadi sesudah zaman Nabi Isa A.S. Raja mereka tidak sepaham bahkan sangat benci sekali dengan apa yang mereka yakini. Mereka pun keluar menjauhi kerajaan dan masuk ke dalam gua lalu tertidur didalamnya selama 309 tahun.

Maryam Binti Imran R.A.

Maryam Binti Imran R.A. selalu mendapatkan makanan di Mihrab, padahal Maryam tidak pernah keluar dari Mihrab. Kisah ini diabadikan dalam Al-Qur’an surat Ali ‘Imran ayat 37.


Berdasarkan tafsir dari Kementerian Agama Saudi Arabia, Allah menerima nazarnya dengan baik dan menumbuhkan Maryam dengan pertumbuhan yang baik.


Allah menjadikan hati hamba-hamba-Nya yang saleh sayang kepadanya dan memberikan hak asuhnya kepada Zakariya -'alaihissalām-. Setiap kali Zakariya menemui Maryam di tempat ibadahnya, dia selalu menemukan rezeki yang baik dan mudah di tempatnya.


Maka Zakariya pun bertanya kepada Maryam, “Wahai Maryam, dari mana engkau mendapatkan rezeki ini?” Maryam menjawab, “rezeki ini berasal dari Allah. Sesungguhnya Allah memberikan rezeki yang luas dan tidak terhingga kepada siapa saja yang dikehendaki-Nya.”

Amir Bin Fuhairah

Kisah Amir bermula ketika paman Rasulullah SAW wafat dan nyawanya terancam oleh orang-orang kafir Quraisy. Sampai akhirnya Rasulullah bersembunyi di gua Tsur dan diberi susu kambing oleh pengembala kambing, Amir Bin Fuhairah.


Tidak hanya pengembala kambing, Amir awalnya hanya budak Abu Bakar yang kemudian mengikuti ajaran Rasulullah. Berkat upayanya selalu memuliakan Rasulullah dan sahabat, Amir ditunjuk sebagai salah satu dari 70 sahabat yang ditugaskan melakukan dakwah kepada Bani Amir di Najd.


Nahasnya, Amir tewas di tusuk oleh tombak yang dihantamkan Jabbar Bin Salma. Dalam kematiannya, Amir Bin Fuhairah berseru lantang, “Demi Allah. Aku telah menang, wahai Jabbar Bin Salma!” Pada momen inilah karamah Amir terjadi.


Saat jasad Amir mulai roboh, justru jasadnya terangkat ke langit. Jabbar si pembunuh yang menyaksikannya hanya bisa terdiam dan tidak bersuara. Jabbar benar-benar mematung menyaksikan jasad Amir terangkat ke langit karena kemuliaan dari Allah SWT.(MDG 036).

Load disqus comments

0 comments