Doridungga Donggo. Media Dinamika Global. Id. Kepala Yayasan Ponpes Al-Ikhlas Desa Doridungga Kecamatan Donggo Kabupaten Bima SYAMSUDDIN A. HAMID ZAIN, S. Pdi dengan mengucapkan Bissmillahirrahmanirrahim.Pondok Pesantren ini tengah menyiapkan Sarana dan Prasarana untuk Asrama kegiatan KBM Santri dan Santriwati yang ada di Pondok ini. Pemerintah harus membantu untuk memberikan Dukungan Moril maupun materil terhadap Pembangunan yang berkesinambungan. Sabtu, 06/02/2021.
Menurut nya Sebuah kebenaran dari Diskriminasi Kebijakan Pemerintah Daerah di Kab.Bima NTB.Alhamdulillah,! Walaupun kondisi atap bangun gedung KBM sudah berkarat dan berusia 17 Tahun.Masih bisa dimanfaatkan dengan ratusan anak usia Sekolah Dasar sederajat Madrasah Ibtidaiyah yang menempuh Pendidikan dan Asrama Pondok Pesantren juga ada 24 Guru Sarjana Pendidikan Guru dengan kualifikasi S1 yang teratasi Sarjana pengangguran dari beban dan tanggungjawab yang semetinya oleh Pemerintah.
Meskipun menurutnya Dana Bos hanya sebatas pemeliharaan dan perawatan ringan dan juga insetif guru 22 Orang Non PNS dan 2 Orang PNS diperbantukan.Silakan Pemerintah Desa Doridungga,BPD penuhi hak kami dilembaga Pendidikan Dasar.Begitu juga kepada Pemerintahan Daerah bersama DPRD Kab.Bima silakan tunaikan hak kami sebagai penggiat pendidikan swasta demi kesetaraan alokasi pembelajaan dana APBD bidang pendidikan secara berkeadilan.
Jangan berdalil tidak ada regulasi segala gunakan hak dekresimu wahai Bupati,! kami sampai kan bukan sekedar dengan mengemis dengan tangan terbuka keatas tapi ada kewajiban dan tanggungjawab Pemerintah Daerah kami ikut membantu beban tugasmu sebagai Kepala Daerah di Negeri ini.
Kepada Dinas terkait silakan gunakan kewenangan teknisnya dibidang pendidikan yang berlandaskan azaz berkeadilan merata secara proposional yang menyeluruh tampa membedakan sekolah negeri dan swasta.
Hentikan diskriminasi kebijakan dan segera banyak belajar pengalaman ke daerah lain tetangga kita Kab.Sumba,kupang NTT.Alokasi kebijakan anggaran oleh mereka secara merata dan adil, padahal mereka mayoritas agama non muslim tapi bentuk perhatian mereka pada Madrasah Swasta Sekolah Islam luar biasa tanpa ada diskriminasi kebijakan, sama baik pada Guru maupun kebijakan lainya.
Lanjutnya, Bayangkan 1 juta lebih Guru non PNS di Madrasah Swasta di Sumba dengan SK.Bupatinya kalau tidak percaya silakan kirim utusan Pemerinrah Daerah bersama Dewan untuk membuktikan itu benar adanya atau sekedar cerita.
Padahal tugas kami sama-sama mencerdaskan anak bangsa diwilayah.hukum pemerintah Daerah kab.bima dlm segala hal kami tunaikan demi tugas muliah ini ada 24 Jam dan hampir semua pondok pedantren menerapkan pola demikian besar bermanfaat banyak buat generasi kita.
Belum lagi dari segi pembiayaan kami serba gratiskan bahkan seragam Sekolah digratiskan kami siapkan kepada seluruh tanpa terkecuali.Hampir seluruh anak peserta didik yang mau Sekolah disekolah swasta rata anak wali murid kelas menengah ke bawa.
Sementara anak Pegawai dan orang berharta sulit kami dapatkan kecuali satu dua orang itupun dari anak saudara kami sendiri.Sedangkan kegiatan jauh lebih bagus bila dilihat dari outputnya dan kompetensi akademik dan non akademik masih bisa anak Didik wujud sebagai sebuah prestasi besar baik di tingkat desa Gugus,Kecamatan,Kabupaten dan hingga Propinsi sudah pernah kami ukir prestasi bahkan ke Nasional ada.
Apalagi setiap momen dan even lomba kegiatan minat dan bakat anak didik tdk pernah kami jauh ketinggalan dan tetap menjadi perhitungan sebagai sebuah persaingan berat siswa dari anak didik di sekolah Yayasan Pondok Pesantren Al.Ikhlas Donggo padahal itu buah karya guru Sukarela dengan digaji Suka dengan Rela.Pungkasnya.(MDG 010).