Mataram-NTB, Media Dinamika Global.Id.-- Letusan Tambora menjadi tragedi yang sangat mengerikan dimata rakyat Pulau Sumbawa. Kerena akibat dari letusan itu, menewaskan hampir 71 Ribu Jiwa, lalu membuat tiga kerajaan hilang. Diantaranya, Tambora, Pekat, dan Sanggar.
Untuk mengenang sejarah letusan 1815 M itu oleh masyarakat Bima, khususnya masyarakat Tambora mengingatkan dan mempersembahkannya pada saat pemetasan (Gelaran) kebudayaan.
Kali ini, drama tentang letusan Tambora dipersembahkan oleh Ikatan Mahasiswa Tambora Mataram (IMTAM) sekaligus meriahkan panggung pagelaran budaya yang digelar oleh Ikatan Mahasisa Bima (IMBI) Mataram di Taman Budaya NTB. Senin, (20/6/22).
Salah satu anggota Drama Letusam Tambora, David mengungkapkan, drama letusan Tambora adalah persembahan yang dihajatkan untuk mengingatkan masyarakat Bima bahwa di pulau Sumbawa telah terjadi letusan dahsyat hingga sampai ke benua Eropa.
“Drama ini kami persembahkan bertujuan untuk merefleksi kembali tentang letusan Tambora. Ada hikmah yang bisa dipetik, satu diantaranya adalah tentang pemimpin yang baik”, ungkap David.
Selain itu, mantan ketua IMTAM ini juga mengatakan bahwa melalui pentas dan drama tentang letusan Tambora ini, rakyat pulau Sumbawa diharapkan bisa mengambil esensi agama, bahwa Islam telah hadir sebagai agama yang mulia dan petunjuk bagi seluruh ummat
“Dalam referensi yang saya baca, Letusan Tambora itu disebabkan karena dibunuhnya ulama yang menyebarkan Islam. Tapi akibat kekejaman sang Raja, menyuruh Ulama untuk makan daging anjing kemudian membunuhnya”, katanya.
Selain David, Julhaf selaku Dewan Pertimbangan IMTAM Mataram juga berharap agar kedepan drama tentang letusan Tambora ini bisa dipentaskan oleh masyarakat Bima, Dompu dan Sumbawa karena imbas dari letusan Tambora membuat musim paceklik yang sangat panjang bagi rakyat pulau Sumbawa.
Pertempuran Waterloo 1815 M, menjadi saksi sejarah bahwa kekalahan kaisar Perancis disebabkan karena letusan Tambora. Abu vulkaniknya sampai ke benua Eropa yang membuat para prajurit dibawah komando penggagas paham patriarki itu kalah karena suhu dan cuaca.
“Di Eropa, letusan Tambora itu sampai, Hal itu dibuktikan dengan kekalahan Kaisar Napoleon Bonapartai dalam pertempuran Waterloo”, tutup Julhaf meneruskan tulisan Peneliti Inggris, Dr. Mathee Gange. (MDG.01).
0 comments