Bima NTB. Media Dinamika Global.Id. Direktorat Pembinaan Masyarakat (Binmas) Kepolisian Daerah Nusa Tenggara Barat bersama Polres Bima menggelar kegiatan Sosialisasi Pencegahan Paham Intoleransi, Radikalisme dan Anti Pancasila di Pondok Pesantren Al-Maliky Bima, Selasa (26/07/22).
Hadir dalam kegiatan tersebut, Direktur Binmas Polda NTB, Kombes Pol Dessy Ismail, S.I.K., Kapolres Bima, AKBP Heru Sasongko, S.I.K.,Wadir Binmas Polda NTB, AKBP H. Zamroni, S.Ag, Kasubdit Bintibsos DitBinmas Polda NTB, AKBP I Wayan Arsika, bersama personil, Kasat Binmas Polres Bima, Iptu Suhermansyah, bersama personil, pejabat Kemenag Kabupaten Bima, H. Mansyur, S.Ag, dan Pimpinan Ponpes Al-Maliky, Drs. H Fitrah Malik, beserta para pengajar.
Sedangkan jumlah peserta kegiatan di Ponpes yang terletatk di Desa Penapali Kecamatan Woha ini, sebanyak 40 orang santri dan santriwati.
Mengutip keterangan tertulis yang dirilis Kasi Humas Polres Bima, Iptu Adib Widayaka, Kegiatan tersebut diawali dengan laporan Kasat Binmas Polres Bima kepada Dir Binmas Polda NTB, yang dilanjutkan dengan pembacaan ayat suci Al-Qur'an yang dilantunkan Hafidz Rizki Zauhar, diikuti dengan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya.
Mengawali sesi sambutan, Pimpinan Ponpes Al-Maliky yang diwakili oleh Rimawan Eriyanto, S.Pd, menyampaikan ucapan terimakasih kepada Dir Binmas Polda NTB bersama rombongan dan berharap kepada seluruh peserta yang mengikuti kegiatan tersebut agar dapat benar-benar memahami materi yang diberikan nantinya sehingga ke depan dapat menjadi bekal agar tidak terpapar radikalisme dan lainnya.
Seusainya, Kapolres Bima menyampaikn, Bahwa kegiatan tersebut cukup penting untuk disampaikan kepada warga masyarakat, terutama pelajar demi mencegah dan memerangi aksi radikalisme dan intoleransi yang ada di wilayah Kabupaten Bima.
“Faktor penyebab seseorang terpapar paham radikalisme dan terorisme antara lain pemahaman agama yang tidak sempurna, kemiskinan, kesenjangan sosial, rasa putus asa, anti demokrasi, kurangnya edukasi, empati yang berlebihan akibat medsos di dalam dan luar negeri dan merebaknya arus globalisasi. Mari kita semua bahu-membahu untuk mencegah maraknya aksi terorisme, radikalisme dan intoleransi yang ada di wilayah kita demi menjaga keutuhan 4 pilar kebangsaan Indonesia, yakni Pancasila, UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).” Papar Kapolres Bima
Sementara Dir Binmas Polda NTB, menyatakan bahwa cara paling efektif untuk melakukan deradikalisasi adalah dengan pendidikan dan pembinaan, yakni meluruskan pemahaman yang salah dengan pendekatan keilmuan.
“Posisi pendidikan sebagai ‘rumah’ deradikalisasi, maka pendidikan harus menyuguhkan konsep-konsep yang moderat, pendekatakan yang soft, terutama yang berkaitan dengan relasi negara dan agama. Deradikalisasi intinya adalah mengembalikan mereka ke jalan yang lurus. Karena, terlepas dari sikap-sikap radikal yang dilakukan, mereka adalah bagian dari kesatuan sosial.” Urai Dir Binmas.
Hal senada ditambahkan Wadir Binmas Polda NTB, bahwa Pancasila mengandung nilai-nilai yang sangat cocok dengan kehidupan masyarakat Indonesia dan menjunjung sikap menghormati dan menghargai antar umat beragama dan berbudaya.
Diharapkannya, seluruh santri dan santriwati ini harus menjadi penyambung lidah di masyarakat agar dapat menyebarkan kedamaian dan rasa toleran.
“Kegiatan pencegahan ini sangat penting untuk mengedepankan persoalan keamanan dan ketertiban masyarakat dan melaksanakan pendekatan lunak secara komprehensif dan pencegahan terkait isu terorisme, paham radikalisme, intoleransi dan anti Pancasila saat ini.” Tandasnya.
Terakhir, Pejabat Kemenag Kabupaten Bima, H. Mansyur, mengamini sambutan-sambutan sebelumnya, dengan ikut menegaskan bahaya rpaham radikalisme dan intoleran.
“Bahwa radikalisme dan intoleransi merupakan paham berbahaya yang berpotensi menciderai kerukunan dan mencabik-cabik persatuan bangsa. Maka upaya-upaya untuk membendung dan membatasi meluasnya paham radikal harus dilakukan sejak dini dengan pendekatan sinergi. Bersinergi dengan berbagai pihak, termasuk simpul-simpul masyarakat. Sebab, kaum radikal juga bergerak melalui simpul masyarakat,” terangnya.
Dalam upaya mencegah hal tersebut, lanjut H. Mansyur, harus ada tindakan komprehensif melalui pendekatan sosial dan kearifan lokal, serta peran aktif tokoh adat, tokoh pendidikan, tokoh agama, masyarakat, media massa dan pemuda untuk mencegah penyebaran radikalisme, serta terorisme tersebut di kehidupan sehari-hari.
Berikutnya, kegiatan sosialisasi tersebut diisi dengan sesi diskusi dan tanya jawab, menyanyikan lagu kebangsaan Padamu Negeri, serta ditutup dengan doa oleh Ustadz Aswad.
Memanfaatkan momen kegiatan sosialisasi ini, Dir Binmas Polda NTB melakukan penyerahan sarana kontak kepada Pimpinan Ponpes Al-Maliky, sebagai wujud kepedulian, kebersamaan, kedekatan dan silaturahmi yang lebih erat antara Polri dengan pihak Ponpes. (MDG 002).
0 comments