Bima-NTB, Dinamika Global.Id.-- Terkait kondisi SD Inpres Tololara yang minim fasilitas dan amburadul karena adanya pengklaiman diduga Sengketa Lahan, Kini pihak muspika kecamatan Madapangga kabupaten Bima merespon dalam rangka rapat dan sekaligus silaturahmi dengan fasilitas dialami oleh SD Inpres Tololara sekaligus bersilahturahmi dengan para tokoh masyarakat, wali Murid, Mahasiswa, dan Pemuda Madawau. Pertemuan berlangsung di Ruang kelas SD Inpres Tololara Desa Madawau kecamatan Madapangga kabupaten Bima. Kamis, (28/7/22).
Turut hadir Camat Madapangga, KUPT Dikbupora Madapangga, Ketua PGRI Madapangga, Para Pengawas pendidikan Madapangga, Kepala sekolah, Para Guru SD Inpres Tololara, Danramil Bolo-Madapangga, Kapolsek, Tomas, Topem, Wali Murid, dan para mahasiswa tergabung dalam Ikatan Mahasiswa dan Pemuda Madawau (IMPM).
Dalam pertemuan tersebut cukup alot dalam tahapan usul dan saran terkait kondisi sekolah yang dinilai amburadul.
Beberapa masukan dari Tokoh Mudah, Arifin menyampaikan, Melihat kondisi semakin lama semakin terpuruk, penjaga sekolah tidak ada, untuk memberikan keamanan siswa-siswi apalagi SD ini dipinggir jalan lintas protokol.
"Keamanan sekolah sangat penting untuk menjaga ketertiban dan keamanan siswa-siswi," ucap Arifin disapa akrab Bung phipin Manta Aktivis.
Sementara, Muhammad Firdaus mengatakan, komite sekolah sampai hari ini tidak aktif dan peremajaan ulang belum dilaksanakan oleh pihak sekolah dan pagar sekolah agar siswi-siswi Keliaran diluar area sekolah.
"Peremajaan ulang komite ini penting pasalnya, Komite adalah mitra kerja sekolah yang memantau keadaan dan kondisi sekolah," ujar Firdaus pria dikenal sosok Karistik.
Mantan aktivis STIH Bima, Sabril mengatakan, kami adalah alumni sini, diajarkan dan di didik hingga kami pun hadir dihadapan para bapak guru dan ibu guru.
"Persoalan sengketa lahan sekolah yang diklaim oknum, Persen dengan hal demikian, Kepala dan guru fakus pada fasilitas dan proses belajar mengajar, itu poin pentingnya," tuturnya.
Tak hanya itu, Walid murid Aswadin, mengatakan, SD Inpres Tololara tempat kami belajar dulu hingga sampai anaknya pun alumni SD disini. Anak saya yang kedua, saya sekolahkan di SDN Rora pasalnya, kondisi disini tidak layak untuk aktivitas belajar mengajar karena fasilitas tidak mendukung.
"Dia berjanji, jika sekolah ini mampir menghadirkan fasilitas meja, bangku dan fasilitas lainnya, maka saya akan tarik kembali anak saya untuk sekolah di SD ini," janjinya.
Sementara semua Muspika kecamatan Madapangga sepakat akan berusaha untuk memperjuangkan atas kondisi sekolah yang begitu prihatin.
KUPT Dikbupora Madapangga, M. Saleh menangkapi atas usulan dan saran, insyaallah atas kondisi fasilitas tidak memadai ini, kami akan perjuangkan dan mengusulkan ke tingkat Dinas Dikbupora kabupaten Bima.
"Intinya, kepala sekolah silahkan ajukan aja saja yang dibutuhkan untuk fasilitas," ucapnya.
Sambungnya, Kami minta kepada masyarakat, pemuda dan mahasiswa Madawau agar sebasar, pasti kami perjuangkan melalui tahapan sesuai dengan aturan dan mekanisme yang berlaku.
"Besok kepala dan operator sekolah hadir di kantor jam 08.00 sudah sampai kantor KUPT Dikbupora Madapangga," tegasnya.
Kapolsek Madapangga Iptu Kader mengatakan kami dari pihak kepolisian akan bantu gorong royong dan mengajak Muspika kecamatan dan elemen masyarakat Madawau untuk sama-sama membuat pagar sekolah dengan menggunakan kayu atau bambu dan saya akan hadir dengan semua anggota Polsek Madapangga untuk membantu.
"Kami menunggu jadwal dari kepala sekolah untuk membuat pagar sekolah," harapannya.
Tokoh Muda Desa Madawau Syuryadin menegaskan kepada Muspika kecamatan Madapangga dan Dinas Dikbupora kabupaten Bima jangan hanya manis dibibir saja, kami akan menunggu realisasi fasilitas sekolah.
"Pendidikan yang paling utama di NKRI untuk mewujudkan harapan dan cita-cita anak Bangsa, pasalnya NKRI sudah menjamin kepada anak bangsa untuk mendapatkan yang layak," pungkas Syuryadin disapa akrab Surya Ghempar yang berprofesi sebagai Pers di salah media online dan menjabat sebagai Pimpinan Redaksi media online. (MDG.01).
Tokoh Muda Desa Madawau Syuryadin menegaskan kepada Muspika kecamatan Madapangga dan Dinas Dikbupora kabupaten Bima jangan hanya manis dibibir saja, kami akan menunggu realisasi fasilitas sekolah.
"Pendidikan yang paling utama di NKRI untuk mewujudkan harapan dan cita-cita anak Bangsa, pasalnya NKRI sudah menjamin kepada anak bangsa untuk mendapatkan yang layak," pungkas Syuryadin disapa akrab Surya Ghempar yang berprofesi sebagai Pers di salah media online dan menjabat sebagai Pimpinan Redaksi media online. (MDG.01).
0 comments