Bima NTB. Media Dinamika Global. Id. -Kisruh pada penetapan Suplayer pelaksana pekerjaan DAK SMK/SMA 2022 di Nusa Tenggara Barat semakin tercium aroma skandal penunjukan pelaksana. Ini terlihat dengan dibatalkannya pelaksana Suplayer pada DAK bidang SMK yang sudah di tetapkan beberapa waktu lalu.
Penetapan Suplayer DAK bidang SMK yang di umumkan melalui Surat penetapan pada tanggal 19 Agustus 2022 yang bernomor 183/PSMK-DIKBUD/2022 telah dibatalkan oleh dinas Dikbud Nusa Tenggara Barat karena terjadi kekisruhan, sebelumnya dalam surat penetapan itu terlihat banyak perusahaan yang ditunjuk menyalahi aturan antara lainnya perusahaan tersebut tidak memiliki bangunan usaha, tidak berlokasi di sekitar sekolah penerima manfaat dan masih banyak lagi.
Dugaan kami kekisruhan ini terjadi akibat dari adanya intervensi-intervensi kepentingan para mafia anggaran yang berada di lingkaran kekuasaan ZulRohmi dan juga dugaan kuat kami bahwa ini kepentingan parpol tertentu untuk persiapan pilcaleg dan pilkada 2024 mendatang sebab sebelumnya berhembus informasi dalam pekerjaan ini ada makelar yang "menjual paket-paket ini dengan 14-15%" jadi tidak heran ketika ada yang tidak terakomodir kekisruhanpun terjadi.
Ini anggaran besar yang tidak mungkin dilepas begitu saja oleh para komprador dan penyamun yang ada di lingkaran kekuasaan ZulRohmi.
Harapan kami kepada pihak-pihak penegak hukum untuk benar-benar mengawasi pelaksanaan anggaran agar tidak merugikan negara yang telah menggelontorkan anggaran besar ini, DPRD provinsi juga jangan berdiam diri lakukan langkah-langkah antisipasi dini untuk mengawasi proses pelaksanaan anggaran tersebut.
Apabila dalam keputusan penunjukan Suplayer berikutnya masih ada perusahaan atau pekerja yang diluar dari daerah sekolah penerima manfaat yang di tunjuk dan atau menyalahi aturan maka kami tidak akan segan melakukan pemblokiran menolak siapapun perusahaan dan orang itu, kami tidak akan membiarkan para komprador dan penyamun ini terus menguras keuangan negara untuk kepentingan pribadi dan kelompok mereka.
Penulis
Ihwansyah
Pemerhati pembangunan
0 comments