Saat awak media turun ke lokasi pembangunan tanggul di Desa Sakuru Kecamatan Monta Kabupaten Bima, Sabtu (15/10/22), Diduga Pelaksanaan proyek tidak sesuai mekanisme dan spesifikasi dalam pembangunan.
Material yang digunakan dalam pembangunan tanggul, diduga oplosan atau dicampur dengan tanah, hal ini terlihat dengan jelas di bagian tengah pembangunan tanggul tersebut ada tumpukan tanah yang dimasukkan pada sela-sela batu, agar pekerjaan cepat selesai.
Seharusnya bahan yang digunakan untuk pemasangan tanggul agar berdiri kokoh yaitu pasir, batu dan semen, namun tidak pada tempat ini. Jika pekerjaan seperti ini terus dilakukan, maka Media ini berasumsi, bahwa hanya akan menguntungkan Pihak PT. Waskita saja, sedangkan Negara dan masyarakat dirugikan oleh adanya pekerjaan seperti ini.
Terjadinya pengoplosan oleh para pekerja, akibat kurangnya tingkat pengawasan yang dilakukan oleh pihak-pihak PT. Waskita Karya, hal ini dibenarkan oleh salah satu warga yang tidak jauh dari lokasi kegiatan yang bernama Amiruddin.
Saat di komfirmasi Media ini dilokasi, ia membenarkan adanya campuran tanah pada pekerjaan tanggul, dan sering melihat kejadian-kejadian serupa, namun jika ditegur, seakan akan mereka mengajak berantam. Ungkapnya.
Dikatakan lagi, proyek antisipasi pengedaluan banjir terkesan tertutup. Pengawasan dari pihak pemerintah maupun PT. Waskita Karya juga tidak terlihat di lokasi pembangunan, sehingga pengerjaan proyek diduga tidak sesuai bestek, atau ada campuran yang tidak sesuai RAB.
Lanjutnya, hari ini sesuai yang kita lihat bersama selain pemasangannya secara asal-asalan, ada campuran tanah pada pembuatan tanggul ini, sehingga dikhawatirkan jika dioperasikan kelak bangunan itu tidak akan bertahan lama.
Amiruddin kembali menjelaskan bahwa, apa yang saudara lihat itulah yang terjadi pada pekerjaan tanggul ini, dan kita sebagai masyarakat tidak harus menguraikan seluruh pekerjaan ini, tapi sepanjang yang saudara lihat maka seperti itu pekerjaannya. Pungkas Amiruddin.
Menurutnya juga, pemasangan tidak sesuai dengan RAB, sebenarnya ini adalah proyek Negara, dan jika pekerjaan dilakukan dengan baik maka tidak ada ruginya. Tapi ini pada bagian atasnya saja yang kelihatan bagus, sedangkan dibawahnya dimasukkan tanah, juga pemasangan tidak sesuai dengan RAB.
Terpisah, M. Salah (50) warga yang rumahnya berdekatan dengan lokasi proyek mengatakan, beberapa hari lalu warga Sakuru sempat melakukan aksi protes terhadap pengerjaan proyek antisipasi banjir, karena proyek tersebut tidak sesuai dengan harapan Masyarakat Desa Sakuru.
Anehnya lagi kata M. Saleh pada Media ini, tingkat pengawasannya kurang sehingga para pekerja melakukan dengan cara asal-asalan, jikapun ada Pengawas yang turun, dia hanya melihat dari jauh, tidak berani mendekati lokasi pekerjaan. Ungkapnya.
Dan beberapa kali saya menegur para pekerja untuk memperbaiki campuran, dan setelah saya tegur, Alhamdulillah campurannya sudah begitu bagus. Hanya saja saya tidak paham, kenapa para pengawas proyek ini tidak berani mendekati lokasi pekerjaan ini.
Terakhir, saya mengaku, meski saya tidak memahami secara detil soal teknis pembangunan itu, namun secara umum semua orang tahu kalau melihat kondisi proyek dan bisa menilai bahwa proyek itu asal jadi. Makanya jangan sampai rusak sebelum bisa dimanfaatkan.
Sementara Pihak PT. Waskita Karya Tbk belum dapat di Konfirmasi hingga Berita ini diturunkan. (MDG 002).
0 comments