Mataram, Media Dinamika Global.Id.__ Industri rokok di NTB semakin meningkat, dilihat dari meningkatnya pertumbuhan IKM pengolahan tembakau yang memproduksi olahan tembakau untuk rokok, mulai dari tembakau iris sampai dengan sigaret kretek tangan (SKT). Dalam kegiatan produksi industri rokok membutuhkan satu bahan penting, yaitu bumbu rokok atau yang biasa disebut saus. Saus rokok ini adalah bahan yang paling penting dalam pembuatan rokok karena saus ini yang nantinya akan memberikan cita rasa maupun aroma dari produk rokok.
Dinas Perindustrian NTB mengadakan kegiatan BIMTEK ini dengan tujuan untuk menyasar kebutuhan industri rokok di NTB yang kebanyakan kebutuhan saus rokok ini dipenuhi dari luar NTB seperti pulau Jawa. Dengan harapan NTB nantinya bisa membuat saus rokok khas tersendiri dan akan digunakan para pelaku IKM olahan tembakau rokok.
Kegiatan ini diselenggarakan di Hotel graha Ayu, Mataram, yang melibatkan 20 peserta dengan latar belakang Masyarakat Desa, Mahasiswa, hingga Dosen. Para peserta ini berasal dari Lombok Timur yang terkenal dengan daerah penghasil Tembakau terbesar di NTB. Kegiatan bimtek ini diadakan selama 5 hari pada tanggal 1 sampai 5 November 2022.
Kepala Dinas Perindustrian NTB Nuryanti membuka langsung kegiatan BIMTEK ini dan mengungkapkan hasil dari BIMTEK ini bisa membuka peluang baru bagi masyarakat NTB.
"Harapannya nanti masyarakat kita di NTB bisa membuat saus sendiri dan bisa dipasarkan nanti ke IKM-IKM rokok, yang utama saus kita nanti bisa rendah nikotin dan tar supaya tidak terlalu merusak." Ungkap Nuryanti.
Kegiatan bimbingan teknis pembuatan ekstrak dan bumbu rokok dari berbagai macam bahan rempah-rempah seperti cengkeh, kapulaga, daun kayu putih, sampai daun cengkeh. Bimtek ini dipandu oleh DR. Murad dan Aminudi yang merupakan Dosen FATEPA Universitas Mataram serta DR. Emmy yang merupakan Dosen FMIPA Universitas Mataram.
Selama kegiatan, para peserta terlihat sangat antusias mengikuti materi dan praktik bimtek ini. "Saya sangat berterimakasih karena mendapat kesempatan untuk bisa lebih tahu potensi pengolahan ekstrak minyak atsiri ke depannya dan potensi pasar produk olahannya." Ujar Maemunah salah satu peserta bimtek.
Pada kesempatan ini, DR. Murad menjelaskan tentang pengetahuan tentang ektrak alami minyak atsiri, dimana minyak atsiri ini adalah bahan pokok dari pembuatan saus rokok. Metode yang digunakan untuk mengekstrak minyak atsiri adalah metode destilasi menggunakan alat destilator, singkatnya adalah metode penyulingan. Beberapa jenis metode destilasi/penyulingan antara lain dengan cara perebusan bahan, pengukusan bahan, dan dengan cara melarutkan menggunakan pelarut. Kemudian, DR. Murad menerangkan potensi pasar dari minyak atsiri, mulai dari pasar lokal hingga mancanegara.
"Minyak atsiri tidak hanya untuk saus rokok saja, tetapi minyak atsiri sangat dibutuhkan untuk industri lainnya dan pasarnya nanti bisa ekspor ke negara lain." Terangnya.
"Jadi para peserta selain belajar tentang pembuatan saus rokok tetapi minyak atsiri sendiri bisa langsung digunakan dan dipasarkan. Ekstraksi minyak atsiri ini juga bisa menggunakan bahan-bahan lainnya yang ada di sekitar, jadi tidak tergantung dengan bahan-bahan tertentu saja." Tambahnya.
Dilanjutkan dengan praktikum pembuatan ekstrak minyak atsiri yang dipandu oleh Aminudi, diawali dengan pengenalan alat destilator yang akan digunakan praktikum yang terdiri dari beberapa bagian seperti pemanas, wadah penampung bahan, dan kondensator atau pendingin yang nantinya menangkap uap hasil pemanasan dan menghasilkan kondensat yaitu cairan yang masih bercampur antara air dengan minyak atsiri. Bahan yang digunakan praktik adalah daun cengkeh dan daun kayu putih, yang nantinya didapatkan minyak cengkeh dan kayu putih.
Pada kesempatan selanjutnya, DR. Emmy, memandu kegiatan praktik ekstraksi minyak atsiri berskala lab menggunakan alat lab dan pelarut, bahan yang digunakan yaitu bunga kamboja. Ekstraksi skala lab ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan ekstraksi minyak atsiri yang berjumlah sedikit dan bisa untuk bahan baku yang bernilai mahal serta nantinya menghasilkan minyak atsiri yang bernilai lebih tinggi. Setelah itu, DR. Emmy menerangkan tentang pembuatan saus rokok dengan pencampuran beberapa ekstrak bahan-bahan alami yang ada di pasaran seperti buah-buahan dan rempah-rempah, yang nantinya dengan formula yang tepat dapat dibuat menjadi saus rokok dengan cita rasa khas tersendiri.
Terakhir, sebagai percontohan kegiatan industri minyak atsiri, kegiatan bimtek dilanjutkan dengan kunjungan ke industri kecil menengah (IKM) Kaffah, yang berlokasi di Tete Batu, Lombok Timur. IKM Kaffah adalah salah satu IKM binaan Dinas Perindustrian NTB yang memproduksi minyak atsiri, IKM Kaffah sudah memproduksi berbagai macam produk minyak atsiri mulai dari minyak atsiri cengkeh, kayu putih, serai, dan eucalyptus. Para peserta belajar langsung proses produksi minyak atsiri dengan kapasitas produksi yang lebih besar hingga mencapai 1 ton bahan baku dapat diproses dalam 1 kali penyulingan. Pak Alwan selaku pemilik IKM Kaffah juga menerangkan tentang potensi pasar minyak atsiri di NTB, dan beberapa produk yang sudah bisa dibuat produk seperti minyak atsiri roll-on dan minyak atsiri spray. (Surya Ghempar).
0 comments