Kabupaten Bima. Media Dinamika Global-id. Tak mempan di sorot, PT. Waskita Karya terus melakukan pekerjaan yang dinilai tidak sesuai dengan spesifikasi, dugaan ini terbukti dengan beberapa titik pekerjaan pada bronjongnisasi yang menggunakan batu-batu kecil, sehingga terbukti pekerjaan itu hanya mengejar kuantitas bukan kualitas. Minggu, (2711/22).
Mega proyek ini seharusnya, bisa dikerjakan dengan benar oleh pihak PT. Waskita, sehingga masyarakat menikmatinya dalam jangka panjang.
Proyek Rehabilitasi dan Rekonstruksi Bangunan Pengendalian Banjir oleh PT. Waskita Karya Bima terus menuai sorotan, pasalnya mega proyek senilai 114 milyar ini
Media ini juga menyoroti pekerjaan bronjongnisasi di Desa Tangga Kecamatan Monta, Kabupaten Bima, banyak terisi material batu berukuran kecil, yang jelas-jelas tidak sesuai dengan batubyang diizinkan untuk di gunakan.
Dan sebenarnya tidak boleh ada batu yang diizinkan melewati lubang anyaman bronjong.
Ibrahim warga setempat, mengaku kecewa dengan hasil pekerjaan proyek bronjong tersebut,”banyak terisi batu berukuran kecil, dan meterial batunya terlihat sudah pecah juga,” ungkap dia.
Sementara hasil pantauan langsung media ini, juga terlihat beberapa anyaman kawat bronjong rusak (sobek), dan beberapa meterial batu terlihat menonjol dari kawat bronjong.
Tak hanya itu, posisi bronjong lebih rendah dari tebing pemukiman warga, “saya harap tinggi bronjong ditambah satu meter lagi, agar lebih tinggi dari tebing pemukiman warga,” jelas Ibrahim.
Selain itu, Ibu Muhtar pemilik lahan sekitar bibir sungai juga sesalkan pekerjaan bronjong tersebut, bahkan sering menegurnya namun tidak diindahkan.
Dia mengatakan, tukang yang mengerjakan proyek tersebut pernah diganti, “padahal tukang yang biasa kerjaannya bagus, namun diganti sehingga hasil tidak maksimal,” ungkapnya sesal.
Lebih lanjut, proses pekerjaan pun dikerjakan malam hari dengan tukang yang berbeda, sehingga kuat duguan perkerjaan asal jadi. Selain itu, lahan warga mengalami kerusakan hasil galian eskavator proyek tersebut, dan tanpa ditimbun kembali oleh pelaksana.
Galian proyek sepanjang kurang lebih 280 meter namun yang ditimbun kembali baru sekitar 50 meter. Sedangkan hasil pantauan lapangan, masih terlihat tumpukkan tanah dekat rumah warga.
Adapun lebar hasil galian, kurang lebih 3 meter dengan kedalaman lebih dari 1 meter. Ibu Muhtar meminta tanggung jawab Perusahaan Waskita agak tanahnya segera ditimbun kembali.
Menurutnya, kalau tidak segera ditimbun, besar kemungkinan akan longsor, sehingga lahan rumahnya terancam ikut tergerus,”ini kan musim hujan, saya khawatir lahan saya tergerus, apa lagi tebing ini lebih tinggi dari bronjong,” tegas Ibu Muhtar.
Ia sudah sering menghubungi pihak terkait atau pihak Perusahaan Waskita Karya, namun, katanya sampai sekarang belum juga ditimbun.
Proyek Rehabilitasi dan Rekonstruksi Bangunan Pengendalian Banjir yang harusnya memiliki azas manfaat yang cukup lama, malah terkesan membuat warga merasa jengkel dan merugi. Ditambah lagi sikap apatisme PT. Waskita terhadap keluhan warga.
Sejak berita ini dituturkan pihak PT. Waskita belum sempat dikonfirmasi. (MDG 002).
0 comments