Bima NTB. Media Dinamika Global. Id. - Penyakit Mulut dan Kuku yang kerap menyerang binatang ternak akhir- akhir ini semakin merebak. Virus yang dikenal dengan nama Foot and Mouth Disease yaitu virus type A dengan menyerang mulut dan kuku, Menjadi Momok baru bagi para peternak. Sejumlah 291 Ekor sapi di Desa Kuta dan Paradorato Kecamatan Parado terserang PMK sejak Nopember lalu dengan gejala pembengkakan dikuku dan kaki hypersalivasi serta mulut dan ternak tidak mampu berdiri.
Data tersebut diklaim oleh Dinas UP3KH Kecamatan Parado.
Dalam penjelasannya ni Kesehatan Hewan Kantor UP3KH Kecamatan Parado dr,H Nurul yang dikonfirmasi media ini via Handfhone pada Kamis(29/12/22) memaparkan, bahwa pada awalnya di Parado tidak pernah terjangkit PMK,sebab jajarannya selalu melakukan faksinasi rutin, namun akibat adanya ternak yang terinfeksi yang dibawa masuk ke Parado sehingga terjadinya penularan.
"Ia sejak Nopember 2022 kemarin kami telah mendata sebanyak 291 ekor sapi di Desa Kuta dan Paradorato terpapar PMK dengan gejala yang timbul yaitu pembengkakan kaki dan pada kuku, tapi Alhamdulillah sebagian besar sudah sembuh total karena rutin diberikan obat," papar Nurul.
Dokter Nurul juga menghimbau kepada para peternak agar tidak membawa ternak dari luar yang sudah terinfeksi PMK, begitu juga sebaliknya ternak petani yang sudah terjangkit supaya tidak dibawa keluar atau dilepas dan tetap di kandang.
"Disamping itu desinfeksi kandang juga sangat penting untuk menjaga kebersihan kandang,"tambahnya.
Terkait kejadian tersebut dibenarkan oleh Kepala UP3KH Kecamatan Parado Sahlan Sarjana Peternakan yang juga dikonfirmasi via Handfhonenya Kamis(29/12/22).
"Memang yang sudah teridentifikasi terkena virus PMK untuk wilayah Parado sebanyak 291 ternak warga berupa sapi, itu sejak bulan Nopember lalu, namun sampai hari ini semuanya baik-baik saja, tinggal kesadaran masyarakat untuk mematuhi petunjuk" Tutur Sahlan.
M,Fatahullah(56thn) seorang peternak asal Desa Paradorato yang didatangi awak media ini mengaku pernah memiliki sapi yang terpapar virus dan sudah parah dimana kukunya sudah mengelupas, mulutnya bengkak, liurnya berlebih sedangkan dibagian usus dan sebagian besar isi perutnya berulat hidup- hidup.
"Kemarin saya memiliki pejantan besar yang saya ikat dan saya kandangkan, namun terindikasi terjangkit PMK, karena terlambat ditangani maka nyawanya tidak tertolong, sedangkan untuk sementara bekas kandangnya kami isolasi dulu atau tidak memasukkan ternak baru," terangnya.(Nas)
Data tersebut diklaim oleh Dinas UP3KH Kecamatan Parado.
Dalam penjelasannya Petugas Kesehatan Hewan Kantor UP3KH Kecamatan Parado dr,H Nurul yang dikonfirmasi media ini via Handfhone pada Kamis(29/12/22) memaparkan, bahwa pada awalnya di Parado tidak pernah terjangkit PMK,sebab jajarannya selalu melakukan faksinasi rutin, namun akibat adanya ternak yang terinfeksi yang dibawa masuk ke Parado sehingga terjadinya penularan.
"Ia sejak Nopember 2022 kemarin kami telah mendata sebanyak 291 ekor sapi di Desa Kuta dan Paradorato terpapar PMK dengan gejala yang timbul yaitu pembengkakan kaki dan pada kuku, tapi Alhamdulillah sebagian besar sudah sembuh total karena rutin diberikan obat," papar Nurul.
Dokter Nurul juga menghimbau kepada para peternak agar tidak membawa ternak dari luar yang sudah terinfeksi PMK, begitu juga sebaliknya ternak petani yang sudah terjangkit supaya tidak dibawa keluar atau dilepas dan tetap di kandang.
"Disamping itu desinfeksi kandang juga sangat penting untuk menjaga kebersihan kandang,"tambahnya.
Terkait kejadian tersebut dibenarkan oleh Kepala UP3KH Kecamatan Parado Sahlan Sarjana Peternakan yang juga dikonfirmasi via Handfhonenya Kamis(29/12/22).
"Memang yang sudah teridentifikasi terkena virus PMK untuk wilayah Parado sebanyak 291 ternak warga berupa sapi, itu sejak bulan Nopember lalu, namun sampai hari ini semuanya baik-baik saja, tinggal kesadaran masyarakat untuk mematuhi petunjuk" Tutur Sahlan.
M,Fatahullah(56thn) seorang peternak asal Desa Paradorato yang didatangi awak media ini mengaku pernah memiliki sapi yang terpapar virus dan sudah parah dimana kukunya sudah mengelupas, mulutnya bengkak, liurnya berlebih sedangkan dibagian usus dan sebagian besar isi perutnya berulat hidup- hidup.
"Kemarin saya memiliki pejantan besar yang saya ikat dan saya kandangkan, namun terindikasi terjangkit PMK, karena terlambat ditangani maka nyawanya tidak tertolong, sedangkan untuk sementara bekas kandangnya kami isolasi dulu atau tidak memasukkan ternak baru," terangnya.(Nas)
0 comments