Tanggamus(Lampung). Media Dinamika Global. Id. - Warga Pekon Tulung Asahan, Kecamatan Semaka, Kabupaten Tanggamus, Kondisi jalan utama yang menghubungkan Tulung Asahan dengan Kecamatan semaka, Tanggamus harus bertaruh nyawa menempuh perjalanan di jalan yang rusak, dan tidak ada penerangan di saat malam hari, yang tak kunjung di perbaiki/di bangun, KAMIS, 16/Maret/ 2023) pukul10.30 WIB
Kehidupan warga Pekon Tulung Asahan ini bak pepatah ‘Tikus Mati di Lumbung Padi’. Bagaimana tidak, di tengah tanah yang subur dan hasil bumi melimpah seperti padi, kelapa, pisang, durian, duku, kakao, kopi, lada dan sebagainya, tapi kehidupan warganya tetap tidak sejahtera, boleh dibilang miskin dan tertinggal.
Satu-satunya jalan utama yang menghubungkan Pekon Tulung Asahan dengan ‘dunia luar’ seringkali ‘hilang’ tertutup lumpur atau tersapu aliran sungai yang semakin deras saat hujan turun.
Ironisnya lagi, pada saat hendak melintas dari arah Tulung Asahan ke pekon lain nya terasa sangat mencekam pasal nya ketika di malam hari tidak ada penerangan/ lampu jalan, yang tidak mungkin bisa menimbulkan sesuatu hal yang tidak di inginkan di tambah dengan jalan yang belobang-lobang sejauh berkilo-kilo meter jalan utama tersebut, Walau nyawa taruhannya agar ‘periuk di rumah tetap ngebul’.
Jalan satu-satunya penghubung Tulung Asahan Turun ke Pekon Sidomulyo, Karang Agung,dan Pasar Sukaraja Semaka Tanggamus, itu memang timbul tenggelam sesuai dengan kondisi cuaca. Muhamad Sujata, masyarakat Tulung Asahan menjelaskan, jalan yang hancur lebur, mirip kubangan kerbau saat musim penghujan, berdebu dan dipenuhi batu onderlagh saat kemarau, serta tak ada penerangan jalan di sepanjang jalan Kondisi itu akhirnya berdampak banyak terutama bagi proses pendidikan, kesehatan, dan perekonomian warga.
”. Akses ke sekolah, fasilitas kesehatan, atau perekonomian otomatis , karena jalan yang berlobang dan licin di saat musim hujan saat melintas area tersebut,” kata Muhamad Sujata, Kamis 16/03/2023).
Lajut kata Muhamad Sujata Kondisi itu, diakuinya sangat memprihatinkan, terutama bagi para pelajar yang terpaksa harus menempuh sejauh 10 kilometer untuk bersekolah ke Semaka ungkap nya.
Tak hanya bagi pelajar, warga juga mengkhawatirkan jika ada warga yang sakit atau hendak melahirkan. Pasalnya, benar-benar tidak ada jalur aman yang bisa dilalui pada keadaan darurat sekalipun.
Warga tiap harinya bertaruh nyawa jalan berlobang yang beresiko, untuk bisa sampai ke tempat kerja maupun kembali ke kampung usai beraktivitas, utamanya bagi anak sekolah usai menuntut ilmu.
Sebelum tiba di tepi sungai, warga sudah berjibaku melewati jalan yang rusak. Tak sedikit diantara mereka yang kelelahan karena beratnya medan jalan yang dilalui.
Bahkan jika ada warga yang sakit dan perlu di bawa ke rumah sakit, warga di sini bergotong royong saling membantu untuk mengantar tetangganya untuk berobat melewati jalan rusak dan berlobang
Rusli kakon Tulung Asahan membenarkan terkait kondisi jalan di pekon nya saat di konfirmasi awak mediadinamikaglobal.id
Ia juga meminta kepada pemerinta kabupaten dan provensi agar segra memperbaiki jalan yang rusak parah pasal nya ia mengatakan. Ini adalah jalan satu-satu yang di lewati masarakat nya untuk beraktifitas baik antar pekon ataupun tingkat kota tutur nya. (UMAR)
0 comments