Bima NTB, Media Dinamika Global.id.~ Yale Alumni Megazine dalam artikelnya yg berjudul Ethics in the Boesky Era, secara singkat memaparkan "dalam sejarah Amerika belakang ini, bahasan mengenai ketamakan dan ketidakjujuran mungkin akan terlihat sebagai sesuatu yang biasa dalam dunia bisnis dan politik".
Misi-misi kemanusiaan, membantu menambal lubang-lubang tirani serusak dan separah jalan-jalan yang ada di Soromandi dan Donggo. Menjadi pemandangan kelam, bukti kegagalan, dendam politik yang membara.
Dari tiap-tiap lubang jalan, kerikil-kerikil tajam, belokan-belokan tajam, tanjakan panjang beralaskan tanah dan kerikil, tersimpan tangisan, menaruh harapan, mata yang berbinar, layaknya hidup era kolonial.
Era modernisme, daerah-daerah lain sibuk untuk meningkatkan IPTEK, SDM, penguatan ekonomi, menjemput era industrialisasi 5.0, penguatan sistem inovasi, infrastruktur diratakan. Di langit Maja Labo Dahu, jangankan untuk itu, bicara nurani pun tak setitik pun nampak di hati kekuasaan.
Mestinya dari kecil dahulu sudah tertanam dalam pikiran bahwa keadilan itu sama pentingnya dengan sesuap nasi. Tidak ada nurani baik yang tertanam dalam hati penguasa Maja Labo Dahu. Demo berjilid-jilid sekalipun akan dianggap hal biasa, mereka tertawa terbahak-bahak, menyanyi dengan merdu, tertidur dengan lelap tanpa beban. Padahal terpampang jelas di depan mata sampai terdengar dari tiap-tiap lubang telinganya.
Padahal bumi ini adalah tempat terbaik untuk tumbuhnya kehidupan. Namun tak lepas dari empat berkumpulnya kebencian, kebohongan, kekerasan, ketidakpastian, ketidakjujuran. Merampas hak-hak kemanusiaan, semua itu terkumpul rapi dalam catatan Bima bencana kekuasaan. Kemanakah nurani kekuasaan, dimanakah Donggo dan Soromandi diletakkan, hilangkah hampir 50.000 jiwa ini dalam peta Bima Ramah?
Jilid 1, 2, bahkan sampai jilid tiga sekalipun, jangankan untuk bertaruh diatas kertas putih yang tercoret dengan tinta hitam bersampingan dengan materai tempel sebagai simbol tanggung jawab, menampakkan muka untuk bertemu dengan masa aksi pun tidak mau, kurang ajar bagaimana lagi dari sikap ini. Mereka mempertontonkan sikap apatis dan arogansi kekuasaan.
Geologi Dou Donggo menjadi arsip penting dalam pertumbuhan Bima, mulai dari gerakan perlawanan, sumbangsih pikiran bahwa Donggo adalah tempat tumbuhnya monumen peradaban.Tiap-tiap generasi memang harus tertanam sikap melawan.
Pulanglah kawan-kawan, walau berhari-hari sekalipun kita memboikot jalan, tidak akan ada nurani baik yang datang dari langit Maja Labo Dahu. Akan ada jalan lain untuk menang, sekalipun cahaya akan mulai meredup.
FPR
Gerakan_perlawanan
aspaljalankami
matinuranikekuasaan
Bupati_Bima
Dprd_bima
0 comments