Rimpu adalah cara berbusana masyarakat Bima yang menggunakan sarung khas Bima yang dikenal dengan Tembe Nggoli atau Sarung Tenunan yang dipintal sendiri dengan tenunan khas Bima (Muna).
Budaya "rimpu" telah hidup dan berkembang sejak masyarakat Bima menerima islam yang dibawa oleh orang-orang Sulawesi melalui hubungan antara kerajaan Bima dengan Goa. Rimpu merupakan cara berbusana yang mengandung nilai-nilai khas yang sejalan dengan kondisi daerah Bima yang bernuansa Islam (Kesultanan atau Kerajaan Islam).
Kegiatan Pawai Rimpu dimulai pukul 07.00 dan berakhir pukul 11.49 WITA dengan berjalan kaki dari dua arah berbeda, start arah Barat yaitu dari Paruga Na’e dan start arah timur dari Masjid Baitul Hamid Penaraga Bima kemudian menuju Kantor Wali Kota Bima sebagai titik finish. Sesampainya di Kantor Wali Kota Bima, masyarakat disuguhkan dengan meriahnya Bazar UMKM yang terdapat di halaman Kantor Wali Kota Bima.
Rombongan yang pertama tiba di Kantor Wali Kota Bima yakni rombongan Wali Kota Bima H. Muhammad Lutfi beserta istri yang juga Ketua Dekranasda Kota Bima, Hj Eliya H. Muhammad Lutfi datang dari arah barat (Paruga Na’e). Sementara dari arah Timur (Masjid Baitul Hamid Penaraga) dibuka oleh rombongan Wakil Wali Kota Bima Feri Sofiyan, SH beserta istri yang juga Ketua GOW Kota Bima Jumriah Feri Sofiyan.
Festival rimpu tahun 2023 tersebut terjadi penambahan peserta yakni sebanyak 70.393 ribu, sedangkan tahun 2022 peserta hanya berjumlah 50 ribu. Ini merupakan pencapaian yang luar biasa bagi Kota Bima. Dengan keterlibatan Pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang terdaftar Berjumlah 60 UMK, selain puluhan pedagang kecil yang tidak terdata, dan telah disediakan stand disisi timur Kantor Wali Kota.
Pesta Rakyat tersebut dimeriahkan dengan live musik dan hadiah motor 5 Unit untuk 5 kecamatan yaitu masing-masing kecamatan peserta mendapat satu hadiah motor dan satu motor untuk umum di sponsori oleh Bank NTB Syariah, sehingga jumlah motor secara keseluruhan sebanyak 6 unit. Selain itu juga ada Kulkas 3 Unit, mesin Cuci 2 unit, TV 2 unit, Kompor gas 3 unit, Kipas angin 15 Unit, Rice Cooker 2 Unit dan Dispenser sebanyak 4 unit.
Wali Kota Bima, H. Muhammad Lutfi, SE mengungkapkan sangat bangga dan mengucapkan terima kasih seluruh jajaran Pemerintah Kota Bima serta kepada seluruh masyarakat Kota Bima yang telah berpartisipasi dalam kegiatan festival rimpu tersebut, karena tanpa dukungan semua pihak festival ini tidak akan sukses.
Besar harapan beliau acara ini dapat terus dilaksanakan sebagai bukti bahwa Budaya Rimpu Bima menjadi salah satu ikon budaya Indonesia yang harus tetap dijaga dan dilestarikan, bukan oleh orang lain tapi oleh seluruh warga Suku Mbojo.
Rimpu ini mempunyai sejarah besar, bahwa orang bima mempunyai falsafah hidup “Maja Labo Dahu”, artinya perempuan-perempuan Bima pada masa itu menggunakan kain rimpu untuk menutup aurat.
“Saya begitu bangga bahwa tradisi budaya ini bisa dirawat oleh masyarakat Bima, tidak mudah merawat tradisi orang-orang yang punya kesadaran bahwa tradisi dan budaya merupakan nilai-nilai yang tidak bisa kita lupakan, karena daerah yang menjaga tradisi dan budaya itu daerah yang mempunyai falsafah hidup yang menjaga norma-norma di daerahnya,” ucapnya.
Ia melanjutkan, festival ini dilakukan 3 tahun berturut-turut dan mencapai rekor muri, masyarakat tenun makin percaya diri untuk menjual hasil tenunan ke seluruh indonesia dengan dukungan DeKranasda Kota Bima yang setiap tahunnya mendorong UMKM usaha Pertenunan dengan bantuan benang-benang sehingga tenunan Kota Bima banyak corak-corak yang indah, ini menandakan bangsa kita penuh dengan seni dan budaya.
“Kita harus bangga menjadi masyarakat Kota Bima, karena Kota Bima sudah setara dengan kota-kota lain kota yang membangun Smart City, Kota yang menggagas Inovasi, meraih pelayanan publik urutan ke 3 seluruh indonesia, karena kami membangun Kota Bima dengan rasa dengan cinta untuk mengantarkan Kota Bima yang lebih maju lagi," tutupnya. (MDG 002)
0 comments