Foto: Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz bertemu dengan Presiden China, Xi Jinping (tidak terlihat) di Istana Yamamah di Riyadh, Arab Saudi pada 08 Desember 2022.
Jakarta, Media Dinamika Global.id. - Arab Saudi tiba-tiba memuji China. Negeri Raja Salman menyebut negeri Xi Jinping kini sedang memimpin.
Riyadh pun bermaksud mencari kerja sama yang lebih kuat dengan Beijing. Baik dalam investasi perdagangan dan aliran energi.
Putin Pasang Bendera Putih? Rusia Sulit, Butuh Tentara China
"Kami menyadari kenyataan hari ini bahwa China sedang mengambil, telah memimpin, akan terus memimpin itu," kata Menteri Energi Pangeran Abdulaziz bin Salman, selama Konferensi Bisnis Arab-China melansir CNBC International, Selasa (13/6/2023).
"Kami tidak harus bersaing dengan China, kami harus berkolaborasi dengan China," ujarnya.
Potret 16 Tank AS Hancur Lebur di Ukraina, Dibombardir Rusia
Dia pun menambahkan bahwa ada nilai dalam bekerja dengan China. Sebab mereka telah memimpin dalam mendapatkan produsen yang tepat terutama di bidang energi terbarukan.
"Kami tidak akan pernah pergi lagi ke permainan zero-sum ini," tambahnya.
China adalah importir minyak mentah terbesar di dunia. Arab Saudi sendiri telah tampil sebagai pemasok utama China untuk komoditas tersebut pada April, meskipun minyak Rusia yang mendapat sanksi murah.
Pada bulan Maret, Saudi Aramco- perusahaan minyak milik negara di Arab Saudi- mengumumkan dua kesepakatan kilang besar, memasok 690.000 barel per hari minyak mentah ke Rongsheng Petrochemical dan Zhejiang Petrochemical. Kesepakatan itu datang setelah kunjungan Presiden China Xi Jinping ke kerajaan Desember lalu.
"Ini tidak berarti kami tidak akan bekerja sama dengan pihak lain," kata Abdulaziz, mengutip Eropa, Korea Selatan, Jepang, AS, dan Amerika Latin memiliki hubungan perdagangan dengan negara tersebut.
Eks CIA Ungkap Hari Kejatuhan Dolar AS, Ini Tanggalnya
Kabinet Arab Saudi pada Maret juga menyetujui keputusan untuk bergabung dengan Organisasi Kerjasama Shanghai. Ini merupakan blok keamanan yang dipimpin China yang mencantumkan Rusia, India, Pakistan, dan empat negara Asia tengah lainnya sebagai anggota penuh.
Dia menyamakan transaksi bisnis dengan pot yang tidak perlu dibagi di antara negara-negara. Ditegaskannya Arab Saudi akan pergi ke mana pun peluang datang.
"Tidak ada yang politis tentang itu. Tidak ada yang strategis tentang itu," tegasnya.
"Kami adalah Arab Saudi, kami tidak harus terlibat dalam apa yang saya sebut permainan zero-sum. Kami percaya bahwa ada begitu banyak peluang global," tutup Abdulaziz.(Sekjend MDG).
0 comments