Buntut 15 Aktivis Di Tahan, FPR DS Kembali Boikot Jalan Provinsi Dan Segel Kantor Camat Donggo


Bima NTB. Media Dinamika Global. Id. - Front Perjuangan Rakyat Donggo Soromandi (FPR DS) Kembali Boikot Jalan Lintas Provinsi dan Segel Kantor Camat Donggo. Hal ini dipicu oleh tidak ada Upaya Kebijakan Kapolres Bima Kabupaten setelah semuanya di lakukan.

Termasuk Surat Penangguhan Penahanan mulai Camat Donggo Dan Soromandi, Para Kades se-Kecamatan Soromandi dan Donggo hingga seluruh Orangtua Ke 15 Aktivis yang ditahan Puluhan hari di Mapolres Bima Kabupaten. Selasa,20/06/2023.

FPR DS telah melakukan berbagai Upaya untuk membebaskan 15 pejuang dari Donggo dan Soromandi yang masih di tahan oleh Polres Kab. Bima atas dasar merintangi jalan, mereka tertahan sudah 19 hari terlewatkan. Bahkan Orang tua ke 15 orang Aktivis yang melakukan aksi dari FPR DS telah mengajukan permohonan penangguhan penahanan, namun tak ada hasil dan niat baik dari Kapolres Kab. Bima untuk mengamini mimpi orang tua dan masyarakat Donggo dan Soromandi.

FPR DS dengan orang tua dari 15 orang yang ditahan dalam waktu yang bersamaan telah melakukan gerakan serentak di Kecamatan Donggo dan Soromandi sebagai bentuk kekecewaan terhadap Kapolres Bima dan Kapolda NTB yang tidak membebaskan 15 pejuang FPR DS.

Di Kecamatan Soromandi tepatnya Desa Sai telah melakukan Gerakan boikot jalan bersama seluruh Masyarakat berbagai Desa sejak Sore Hari tanggal 19 Juni 2023 sampai hari ini. Di sisi lainnya Kecamatan Donggo telah melakukan Gerakan Bakar Ban dan Semi boikot serta segel Kantor Camat Donggo Sore hari, 19 Juni 2023.

Kedua Peristiwa tersebut dilakukan agar Tuntutan yang bisa diakomodir, adapun
Tuntutan FPR DS bersama orang tua:
1. Bebaskan 15 Aktivis atau Pejuang FPR yang masih ditahan.
2. Mendesak Kapolri agar adili Kapolda NTB dan Kapolres Kab. Bima.
3. Hentikan tindakan represifitas dan tindak yang melanggar HAM.

Dua hal ini, penting dilakukan agar Upaya ini tidak Buntut, sehingga Ke-15 Aktivis itu bisa dibebaskan.

Coba bayangkan ada salah satu Orangtua Aktivis yang dilarikan ke Rumah Sakit Umum Daerah Bima, bahkan untuk bertemu dengan Orangtua saja dilakukan Pengawalan ekstra Ketat sekali oleh APH. Padahal untuk menjenguk Orangtua saja sangat susah.


Karena itu, kami akan terus melawan apabila para Aktivis tersebut di bebaskan. Tegasnya

Sementara itu, para Pihak belum dapat dikonfirmasi hingga Berita ini diturunkan. (Team MDG).
Load disqus comments

0 comments