Kota Bima, Media Dinamika Global.id. - Pemerintah Kota Bima dibawah kendali Walikota Bima H. Muhammad Lutfi, SE (HML) ikut memeriahkan Acara Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (APEKSI) Komisariat Wilayah IV meliputi Jawa Timur, Bali, NTB dan NTT.
Acara APEKSI diikuti oleh seluruh Pemkot dengan jumlah Wali Kota sebanyak 13 orang bersama delegasi masing-masing daerah hadir di Kota Pasuruan Jawa Timur. Kamis, 22 Juni 2023.
Pada acara itu disertai dengan Pawai Budaya, dan Kota Bima menampilkan pentas seni meliputi Rimpu Mantika, Tari Wura Bongi Monca dan Tari Lenggo Kreasi.
Sementara, yang berhasil menghipnotis masyarakat yakni balutan Rimpu dari Tembe Nggoli yang dikenakan oleh peserta Kota Bima berhasil menyita perhatian masyarakat Pasuruan dan delegasi dari daerah lain.
Disisi lainya adlah bertemunya dua sahabat lama yang sama-sama sedang menjabat Walikota yakni Walikota Bima (Bang Lutfi) dan Walikota Pasuruan Syaifullah Yusuf (Gus Ipul).
Dimomentum itu, salah satu Tokoh muda sekaligus Budayawan Muda Bima, Dzul Amirulhaq, S. PdI merupakan rasa riang gembiranya dengan adanya pertemuan kedua tokoh panutannya di laman Facebooknya menulis status dengan Judul DUA PENDEKAR NU.
Walikota Bima H. Muhammad Lutfi, SE (Bang Lutfi) dan Walikota Pasuruan Jawa Timur Syaifullah Yusuf (Gus Ipul)
Gus Irul, sapaan akrab Dzul Amirulhaq menguraikan bhwa Di era 90-an, anak-anak muda NU sangat akrab dengan mereka berdua. Saat roda reformasi sedang bergulir, di awal tahun 2000, keduanya saling ambil posisi. Gus Ipul (Syaifullah Yusuf) kala itu sedang menjabat sebagai Plt Ketua Umum PP GP Ansor menggantikan Habib Ikbal Assegaf yang meninggal dunia.
Dan Muhammad Lutfi masih bersama Forkot mengawal pemerintahan tra
Mahasiswa-mahasiswa NU menjadikan mereka berdua sebagai role model aktifis yang berani dan sukses berdialektika di penghujung rezim orde baru.
Gus Irul mengenang bahwa di tahun 2006, sewaktu menjabat Menteri Pembangunan Desa Tertinggal, Syaifullah Yusuf (Gus Ipul), berkunjung ke Bima. Bang Lutfi ditemani beberapa kader muda Ansor (termasuk penulis), beramah tamah dengan beliau di paviliun Pendopo Bupati.
Gus Ipul terkejut begitu mengetahui jika Bang Lutfi adalah orang Bima, dan masih bernasab pada salah satu ulama kharismatik era 1950an.
Jadilah obrolan malam itu semacam temu kangen seorang senior dengan junior.
Meski Gus Ipul adalah mantan ketua HMI cabang Jakarta Selatan, dan Bang Lutfi kader PMII Jakarta Timur,
itu tidak lantas menjadi pembatas kedekatan emosional mereka dalam ranah generasi muda NU.
Bersama Muhaimin Iskandar, Ulil Abshar Abdalla, Kyai Cholil Nafis, Nusron Wahid, dan banyak lagi yang lainnya.
Bang Lutfi adalah generasi emas didikan PBNU yang langsung bersentuhan dengan Gus Dur.
Dan kini, mereka tersebar mengisi ruang-ruang elit kepemimpinan nasional dengan koneksi dan kohesi yang cukup berpengaruh bagi konstalasi politik Indonesia.
Tahun ini, Kota Pasuruan bertindak selaku tuan rumah pertemuan rutin APEKSI. Secara kebetulan Walikotanya adalah Gus Ipul.
Jadilah, ini perjumpaan mereka pada maqom yang sama, yakni sama-sama Walikota.
Kedua tokoh ini memilih haluan yang sama dalam hal rute pengabdian. Gus Ipul, pernah menjabat sebagai Menteri, lalu menjadi Wakil Gubernur Jawa Timur, dan saat ini pulang kampung menjadi komandan di Kota Pasuruan.
Begitu pula halnya dengan Bang Lutfi, setelah hampir dua periode mengawal aspirasi NTB di Komisi VIII DPR RI, beliau terpanggil pulang ke Kota Bima untuk membenahi kampung halamannya.
Begitulah para pendekar-pendekar NU, memang ditempa untuk selalu siap mengabdi kapan dan di mana saja.
Tidak ada dalam kamus politisi NU bahwa pusaran kekuasaan itu nikmat, lalu harus berleha-leha di sana. Kekuasaan, bagi para pionir Nahdlatul Ulama adalah soal Khidmat, bukan Nikmat.
Gus Ipul dan Bang Lutfi mengajarkan kita, tentang kemauan keras mendorong dan memprakarsai perubahan itu sampai ke tingkat yang paling bawah, sebab di sanalah denyut nadi rakyat itu benar-benar terasa.
“Sehat-sehat selalu wahai sang panutan” demikian tulisan singkat Gus Irul. (SekjendMDG)
0 comments