Bima ~ Media Dinamika Global.id ~ Sudah hampir empat tahun ini, para pelajar dan guru Sekolah Dasar menjalani rutinitas belajar dan mengajar dengan diselimuti rasa kekhawatiran akan terjadi ambruk bagian atap sekolah.
Bagaimana tidak, atap bangunan di semua ruang kelas mengalami kerusakan yang kian parah. Bahkan, satu ruang kelas terpaksa tidak difungsikan lagi lantaran rusak di setiap atap plafon hingga nyaris ambruk.
Meski demikian, terpantau ada beberapa ruang kelas yang kondisi bangunannya sangat tidak layak, namun tetap digunakan untuk mementingkan kegiatan belajar mengajar.
Kerusakan ruang kelas yang statusnya paling parah, ini bahkan dimanfaatkan secara bergantian oleh guru untuk memberikan mata pelajaran kepada murid-muridnya yang ingin menuntut ilmu.
Kapasitas kelayakan SDN begitu tak sedap dipandang mata selayaknya kapal pecah di hantam oleh ombak yang besar. Sekitar 90 persen plafon telah hancur hingga tampak jelas triple dan kayu saduh rapuh.
Saat Wartawan menginginkan Tanggapan dari pihak Kepala sekolah, Malah Merasa tidak ingin untuk di publikasikan dengan kondisi fisik gedung dan atap sekolah yang diperkirakan 80% persen hancur, pada hari Jum'at (23/06/2023).
Dalam cerita kepala sekolah kenapa saya tidak mau memberikan tanggapan, karena sudah berapa Media, yang mengangkat Berita sekolah ini. Namun hingga kini belum juga di perhatikan.
"Kami takut, apalagi disaat musim hujan. Pasti akan membanjiri di mana-mana, rasa ketakutan terlebih-lebih ketika ada angin kencang, sekiranya Dinas pendidikan, pemerintah daerah kabupaten bima atau kementerian pendidikan, kebudayaan dan olahraga republik Indonesia, guna memperhatikan. Ucap Kepsek
Mengutip pernyataannya kepsek, Sudah sering mengajukan permohonan Melalui Dapodik ke pihak pemerintah, agar terhubung pada pihak pemerintah pusat. Guna melihat kondisi sekolah ini.
Pantauan wartawan Media ini, melihat kondisi yang sangat prihatin dengan keadaan sekolah yang bertempat di dusun towa, desa boro kecamatan sanggar kabupaten bima provinsi NTB.
Seluruh material kerangka kayu juga terlihat lapuk akibat faktor usia dan terkena air hujan, sebagian tembok dari semen juga telah keropos hingga menyisakan sejumlah retakan. (Red/Aryadin)
0 comments