Jakarta, Media Dinamika Global.id.~ Presiden Rusia Vladimir Putin meluncurkan "Operasi Khusus Militer" di Ukraina tepat pada 24 Februari 2022 lalu. Setahun kemudian, perang yang merugikan tersebut belum juga mereda, bahkan sejumlah ketegangan justru makin meningkat.
Tak hanya itu, hingga kini belum ada tanda-tanda perdamaian akan dilakukan. Berikut update terbaru terkait perang antara dua negara tetangga, sebagaimana dirangkum Indonesia, Senin (6/3/2023).
Pilot Ukraina Berlatih Jet Tempur F-16 AS
Rusia Ukraina Minggir! Xi Jinping Sedang Bersiap untuk Perang
Dua pilot Ukraina dilaporkan berada di Amerika Serikat (AS). Mereka akan menjalani tes untuk menerbangkan pesawat serang, termasuk jet tempur F-16.
Menurut dua pejabat kongres dan seorang pejabat senior AS, otoritas AS sudah menyetujui dilatihnya 10 pilot Ukraina. Mereka semua akan datang Maret ini.
Namun para penerbang tidak akan menerbangkan jet langsung. Mereka latihan dengan menggunakan simulator yang dapat meniru menerbangkan berbagai jenis pesawat.
"Program ini tentang menilai kemampuan mereka sebagai pilot sehingga kami dapat memberi saran yang lebih baik kepada mereka tentang cara menggunakan kemampuan yang mereka miliki dan kami berikan kepada mereka," kata seorang pejabat administrasi, mengutip CNN International.
Ngeri-Ngeri Sedap! Negara Ini Pemegang Kunci Perang Dunia 3
Sebelumnya, Rusia sudah memberi warning akan masifnya bantuan AS ke Ukraina. AS sejauh ini sudah memberikan sejumlah amunisi ke Ukraina, termasuk senjata canggih HIMARS.
Duit Rusia Tp 7 T Bangun Ukraina
Ukraina berencana menggunakan aset senilai lebih dari US$460 juta (sekitar Rp7 triliun) yang disita dari bank-bank Rusia untuk membangun kembali negaranya., termasuk memberikan kompensasi. Rencana ini disampaikan Perdana Menteri (PM) Denys Shmyhal dalam sebuah konferensi di Lviv, akhir penan kemerin.
Shmyhal mengatakan Ukraina sedang mengembangkan prosedur untuk menggunakan aset yang disita untuk membantu warga Ukraina dan komunitas mereka pulih setelah invasi Rusia. Pemerintah bekerja sama dengan sekutu untuk mengembangkan sistem berdasarkan perjanjian internasional, yang akan membantu memutuskan bagaimana memberikan reparasi kepada warga Ukraina.
Sistem tersebut akan mencakup daftar kerugian internasional akibat perang dan komisi untuk mempertimbangkan permohonan kompensasi. Termasuk dana dari mana kompensasi akan dibayarkan.
Geger Kampung WNI di Hutan Malaysia, Seluas 2 Lapangan Bola
Putin Harus Tahu Tak Akan Menang
Sementara itu, Kanselir Jerman Olaf Scholz menyinggung soal negosiasi. Namun, tegasnya, untuk mengakhiri perang di Ukraina hanya akan dimulai setelah Presiden Rusia Vladimir Putin harĂ¡s memahami bahwa dia tidak akan menang.
"Pandangan saya, Putin perlu memahami bahwa dia tidak akan berhasil dengan invasi ini dan agresi imperialistiknya-bahwa dia harus menarik pasukan. Ini adalah dasar untuk pembicaraan," kata Scholz dalam wawancara yang disiarkan Minggu.
Dia menambahkan bahwa dia yakin Ukraina siap untuk perdamaian. Bahkan sudah ada proposal dari negara itu.
"Jika Anda melihat proposal Ukraina, mudah dipahami bahwa mereka siap untuk perdamaian. Harus ada sesuatu yang dilakukan. Ini harus dilakukan oleh Putin," kata Scholz.
Hari Berkabung di Zaporizhzhia
Dewan kota di kota Zaporizhzhia, Ukraina selatan, mengumumkan Senin (6/3/2023) sebagai hari berkabung. Ini dilakukan setelah 13 orang tewas saat serangan roket menghantam gedung perumahan bertingkat tinggi awal pekan ini.
"Ini adalah kesedihan yang luar biasa bagi seluruh Zaporizhzhia. Itu sebabnya besok dinyatakan sebagai hari berkabung di kota kita. Bersama-sama, mari kita menghormati kenangan berharga dari semua orang yang hidupnya dipersingkat untuk selamanya pada malam tragis di bulan Maret itu," kata sekretaris dewan Anatoliy Kurtiev.
Tim penyelamat dari Layanan Darurat Negara mencari korban selamat selama empat hari setelah pemogokan melanda Kamis. Kru menemukan pria, wanita dan seorang anak kecil meninggal.
Sembilan orang, termasuk seorang wanita hamil, diselamatkan dari puing-puing pada Kamis pagi. Sementara lima lainnya masih hilang.
"Mari juga berterima kasih kepada para penyelamat dari Dinas Darurat Negara yang telah membersihkan puing-puing selama hampir empat hari, siang dan malam, tanpa istirahat. Mereka adalah pahlawan kita. Kami tunduk pada mereka," katanya.
Rusia Tembak Anak-Anak di Kherson
Tiga orang, termasuk dua anak, tewas akibat penembakan Rusia di sebuah desa di Ukraina selatan. Hal ini dikatakan seorang pejabat di Kyiv pada Minggu.
"Desa Poniativka di wilayah Kherson dihujani mortir. Bangunan tempat tinggal ditabrak. Tiga orang tewas," kata kepala staf presiden Ukraina, Andriy Yermak, dalam sebuah posting Telegram.
Penembakan itu terjadi Minggu sore, menurut administrasi militer regional Kherson. Pada Sabtu, seorang pria berusia 57 tahun terbunuh oleh penembakan Rusia di desa Lvove Kherson, di mana beberapa rumah sipil dan Istana Kebudayaan di daerah itu juga rusak oleh pasukan Kremlin.
0 comments