Lanjut dia, karena memang orang asing ini bukan putri asli Sape-Lambu, melainkan orang Kabupaten Dompu yang secara tiba-tiba datang mencalonkan diri di wilayah sape dan Lambu, "ada apa yang sebenarnya ?.
Menurutnya, setiap orang yang mencalonkan diri itu memang tidak boleh kita batasi karena hak demokrasinya, akan tetapi. Sudah berapa lama orang asing menetap dirinya di wilayah sape/lambu. Perlu kita ketahui bersama, "bahwa banyak putra-putri Sape-Lambu untuk di dorong menjadi wakil rakyat, tentunya kita harus usulkan untuk menduduki di kursi dewan perwakilan rakyat daerah (DPRD) kabupaten bima. Ungkap Amirullah S.Ikom
Hal ini, Yakin dan percaya akan dampak positif, instabilitas politik di dapil 5 Sape/Lambu yang tak karuan. Kuat dugaan bahwa ini adalah bentuk Politik identitas menunjang pada kekuasaan dan penguasa guna melabelkan diri dengan segala cara, serta menjadi isyu baru di seputar daerah kabupaten bima.
Gaungkan diri, ini merupakan bagian dari pada para kelompok-kelompok apatisme, tentu saja akan menggiring opini publik bahwa ada orang tidak beridentitas jelas dan kapan, pasalnya mereka tidak pantas untuk mewakili rakyat. Bebernya
Apalagi, ketika bentuk politik apatis digunakan sebagai ajang mencari massa oleh para pemangku kepentingan, untuk mendapatkan dukungan dari masyarakat.
Berangkat dari pemilihan serentak bakal calon legislatif, dapat kita pahami bahwa imbas dari adanya persoalan yang saat ini, mari kita kaji lebih baik dalam kontestasi politik. Dengan kehadiran orang asing, sungguh begitu hebatnya. Akan tetapi diprediksikan dampak efek akan berlangsung pada masyarakat Sape dan Lambu, tentu sangat terasa dimulai proses penetapan MK tersebut, untuk tahun 2024 mendatang. Ungkap Bigon
Meskipun demikian dirinya menghimbau agar dalam Pemilu Tahun 2024 nantinya masyarakat tidak termakan isu-isu yang dapat memecah hubungan sosial dalam kehidupan bermasyarakat dan tetap menjaga keharmonisan serta menjaga keamanan bersama-sama. Imbuhnya (Red/Aryadin).
Kedatangan orang asing tersebut, begitu sungguh bernuansa politik di wilayah sape dan lambu, terutama melalui sosial media. Dimana hal itu tentu saja berbahaya karena berpotensi ingin menciptakan instabilitas dikemudian hari.
Tambah dia, Miris adanya fenomena seperti ini dengan populisme bedah daerah akan menjadi ranjau bagi demokrasi, ketika digunakan oleh pemangku kepentingan untuk meraih kemenangan yang tidak elok, datang tanpa kontribusi yang jelas.
Ini tentu saja menyebabkan kaum minoritas akan menguasai di seluruh sudut pandang, khususnya dalam ranah pemilu maupun pemilihan. Serta dikhawatirkan secara lambat laun akan mencederai demokrasi, pagar makan tanaman.
Apakah sudah tidak ada lagi warga di dua kecamatan sape dan lambu yang ingin mencalonkan diri di legislatif, dan apa sepantas kita semua mendorong orang asing untuk merebutkan suara masyarakat, setelah KPU dan Bawaslu kabupaten bima menetapkan bakal calon legislatif tersebut, akan kami berikan ultimatum penolakan lanjut dengan aksi demonstrasi berjilit-jilit. Pungkasnya ( Red/Aryadin)
0 comments