Progres Geopark Dan Biospher Di Negeri SASAMBO, Cermin Pengelolaan Lembaga Non Struktural Oleh Pemprov NTB


Mataram, sumber Reportase Khusus Dari Laskar Sasak Mirah Untuk Mediadinamikaglobal.id Dipersembahkan oleh Lalu Badaruddin Janapria - Wakil Koordinator Pokja Geopark dan Biospher Rinjani-Lombok, bersama Bang Aryadin Ncuhi Sanggar - Koordinator Unit Pokmas Geopark Gunung Tambora dan Biospher Samota).🏝️🌏🗻☪️🇮🇩

Mengikuti perkembangan Taman Bumi (Geopark) dan Biospher Reserve di Provinsi Nusa Tenggara Barat, mengingatkan banyak pihak pada perjuangan panjang menerapkan konsep pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development) di Tanah Bumi Gora.

Geopark dan Biospher (selanjutnya kita sebut 'Taman Bumi') adalah suatu konsep pembangunan berkelanjutan yang terintegrasi holistik mengembangkan program unggulan multisektor melalui 3 (tiga) misi strategis ECO yaitu; Edukasi, Konservasi, dan Pengembangan Ekonomi. Misi ini dilaksanakan oleh sebuah Lembaga Non Struktural (LNS) yang dibentuk oleh Pemerintah Daerah, dikoordinasikan oleh Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Pemprov jika deliniasi nya meliputi kawasan lintas Kabupaten/Kota, atau di koordinir oleh BAPPEDA Kabupaten atau Kota jika deliniasi Taman Bumi nya hanya dalam suatu wilayah Kabupaten atau Kota.

Konsep SDGs Taman Bumi yang terintegrasi holistik di NTB, digagas oleh pemerhati pembangunan berkelanjutan sejak tahun 2004-2008, dipertajam pada dekade 2009-2014, dan eksis pada tahun 2015-2020. Sedangkan tahun 2021-2023 dianggap sebagai masa pengelolaan dan pengembangan, karena Sertifikasi nasional dan global sudah diperoleh. 

Taman Bumi di Indonesia digaungkan sebagai resolusi penyeimbang antara kinerja sektor tambang dan non tambang yang terkoneksi dengan sektor sekunder seperti ekonomi kerakyatan, pariwisata tematik, desa wisata, ekonomi kemaritiman, dan ekonomi kreatif. 

Pengembangan Taman Bumi yang terintegrasi holistik ini berlandaskan pada 3 (tiga) keanekaragaman warisan sumberdaya alam (Diversity Heritage) ABC yang dimiliki oleh suatu kawasan utuh; meliputi situs Abiotik (Geosite), Biotik (Biosite), dan Cultural (Cultursite). Pengelolaan situs-situs unggulan inilah yang menjadi andalan bertumbuh kembangnya program kegiatan yang terkoneksi dengan pencapaian 17 (tujuhbelas) target SDGs yang meliputi banyak parameter antara lain.

Pengentasan kemiskinan, perluasan lapangan kerja, konservasi dan mitigasi, reboisasi dan adaptasi, edukasi pendidikan berkelanjutan, advokasi dan sosialisasi, pendampingan pokmas, energi terbarukan, teknologi ramah lingkungan, sertifikasi profesi dan pemandu wisata, standarisasi geoproduk, dan lain-lain sebagainya.

Taman Bumi yang ada di beberapa negara tertentu, merupakan andalan inovasi yang sangat mumpuni menggenjot peningkatan konservasi kekayaan sumber daya alam dan perlindungan pada masyarakat lokal. Taman Bumi Jeju di Korea misalnya, Taman Bumi Langkawi di Malaysia, serta Taman Bumi Qesham di Iran.

Terhitung sudah lebih dari 80 negara Telang mengadopsi konsep SDGs Geopark dan Biospher yang terintegrasi ini, sebagai suatu gebrakan iptek yang memotivasi kinerja lembaga struktural ditingkat birokrasi dan pemerintahan disatu sisi, dan perbandingan eksistensi lembaga non struktural disisi lain sebagai hak inisiatif pemimpin daerah tertentu atas aspirasi masyarakat dan potensi kawasan strategis yang ada di wilayahnya.

Konsep SDGs Geopark dan Biospher sejak tahun 2000 telah berkontribusi terhadap kampanye adaptasi perubahan iklim global dan ketahanan pangan serta pelestarian warisan bumi, yaitu dengan terbentuknya Global Geopark Network (GGN), serta Man And Biosphere Reserve (MAB Reserve); sebagai wadah persatuan Taman Bumi lintas negara yang eksis hingga saat ini.

Sejak tahun 2015, lembaga Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) secara resmi mengadopsi konsep SDGs Geopark dan Biospher sebagai rolemodel pengembangan pembangunan berkelanjutan berbasis pengelolaan situs dan kawasan unggulan, dengan membentuk komisi khusus dibawah UNESCO (United Nation Educational Science and Cultural Organization) dengan wadah resmi UGG (UNESCO Global Geopark), serta Global MAB-UNESCO.

Di provinsi NTB, konsep SDGs erat kaitannya dengan misi khusus Pemprov yang puluhan tahun lamanya terbeban dengan rendahnya IPM (Indeka Pembangunan Manusia) yang sampai saat ini masih dibawah 28 besar nasional dari 38 Provinsi se-NKRI. 

Target pertama dari 17 sasaran parameter capaian kinerja SDGs, adalah Pengentasan Kemiskina. Itulah yang menjadi landasan dasar mengapa Konsep SDGs Geopark dan Biospher yang terintegrasi holistik itu demikian pentingnya diperjuangkan oleh pucuk-pucuk bumi SASAMBO sejak 2004 itu. 

Kenyataan adalah terbentuknya Tim Percepatan Geopark dan Biospher Global Rinjani Lombok  - dan Geopark Nasional Gunung Tambora dan dan Biospher SAMOTA, sepuluh tahun lamanya selama rezim TGB di periode 2008-2018. Bahkan pada tahun 2015 pun secara resmi dibentuk Dewan Pelaksana Geopark dan Biospher Rinjani Lombok, menjadi contoh kelembagaan pengelolaan Geopark dan Biospher paling efektif di Indonesia.

Secara nasional, pemerintah pusat membentuk Tim Percepatan Geopark dan Biospher Indonesia (Task Force Geopark Indonesia) sejak 2008-2018), sampai terbit lah regulasi nasional tentang program pengembangan pengelolaan Geopark dan Biospher terintegrasi yang berhasil digagas pucuk-pucuk bumi, yaitu Perpres Nomor 9 Tahun 2019 yang diikuti oleh 8 Peraturan Menteri unsur KNGI (Komite Nasional Geopark Indonesia) saat ini.

Periode 2015-2020 di provinsi NTB, merupakan masa keemasan bagi percontohan pengembangan pengelolaan Taman Bumi, Geopark dan Biospher Rinjani Lombok pernah menjadi lokus percontohan keberhasilan program holistik integrasi Geopark dan Biospher dengan program unggulan sektoral di Indonesia. 

Seleksi perekrutan Dewan Pelaksana Harian (DPH) Geopark Rinjani Lombok yang dilakukan oleh BAPPEDA NTB bukan Januari-Agustus tahun 2015 melalui 8 (delapan) tahapan yang sangat ketat itulah yang melahirkan terpilihnya SDM profesional terbaik, yang bahkan dianggap pernah menjadi pembanding positif LNS yang dibentuk oleh Gubernur, DPH inilah yang membuat kinerja UPT Pemprov NTB 

Bahkan Taman Nasional ikutan keder demi mendapatkan saingan kinerja dalam pengelolaan kawasan strategis di Provinsi NTB. Dari sinilah ISEI Bimantara Ecomdev Society Provinsi NTB mulai menggaungkan tentang perlunya pendayagunaan dan pembentukan LNS baru di NTB, yang notabene telah dirintisnya sebagai perumus Perda Ripparda KSPD NTB Nomor 7 Tahun 2013.

Setidaknya memberikan peluang bagi Gubernur NTB untuk menunjukkan keberanian dan kelihaiannya memimpin negeri Sasambo dengan membentuk LNS baru seperti Badan Pengelola 11 KSPD Provinsi NTB itu. Selama kurun waktu 2013-2023, nyatanya 2 dari 11 KSPD yang memiliki kelembagaan pengembangan pengelolaan yaitu Tambora Samota dan Rinjani Lombok. Cetusnya 

Penting kami selaku atasnama Pokmas yang sejak 2015-2020 berdarah-darah bersama ISEI Bimantara Ecomdev Society, membangun NTB dengan branding 11 KSPD dan potensi Taman Bumi nya, serta pariwisata tematik dan pariwisata halal, yang merupakan contoh kecil dari wujud ikhtiar merintis resolusi dari keseimbangan sektor tambang dan non tambang di NTB. Bahkan kami Pokmas Janapria inilah yang melakukan audiensi langsung sehingga didapatkan Pakta Integritas antara Gubernur NTB dengan seluruh Bupati dan Walikota se-Pulau Lombok tahun 2015-2020 sehingga Geopark dan Biospher Rinjani Lombok pernah menjadi yang terbaik di Indonesia.

DPH Geopark dan Biospher Rinjani Lombok yang diseleksi terbuka tahun 2015 pada era Chairul Mahsul di BAPPEDA NTB itu, Tim Percepatan Geopark dan Biospher Provinsi NTB 2008-2018 pun melakukan seleksi SDM terbaik dari unsur profesional untuk mengisi posisi Dewan Pelaksana Geopark dan Biospher Gunung Tambora pada bulan Mei-Agustus 2017. 

Dimasa kepemimpinan Ridwansyah atau Dae Iwan di BAPPEDA NTB, dilakukan lah seleksi secara transparan dan akuntabel, dilakukan oleh Panitia Seleksi yang bekerja secara prosedural.

Kami selaku Unit Pokja Geosite Geopark dan Biospher Rinjani Lombok, sengaja menyampaikan kembali kepada Bang Aryadin Ncuhi Sanggar selaku Koordinator Unit Pokmas Geopark dan Biospher Gunung Tambora dan Samota, sekaligus Mediadinamikaglobal yang demikian mencerahkan Sasambo NTB ini. 

Lanjut dia, supaya kita semuanya disadarkan, bahwa jangan sekalipun melupakan sejarah dan dinamika maupun konstelasi berbagai lembaga non struktural di lingkungan Pemprov NTB, karena bisa fatal menandai keamatiran kebijakan sebuah rezim, percuma didempul dengan pencitraan, percuma ditameng stafsus dan para eks timses kelas teri (utamburu). 

Kami selaku Unit Pokja Geosite Geopark dan Biospher Rinjani Lombok, yang dahulu terdiri dari 17 Pokja se-Pulau Lombok, seolah-olah mati suri sejak Januari 2021 sampai 2022 sekarang. Saya Lalu Badaruddin Janapria selaku pejuang Pakta Integritas Gubernur dengan Bupati dan Walikota se-Pulau Lombok khususnya di Lombok Tengah, merasa sangat kecewa dengan kinerja pemerintah provinsi NTB terhadap pengembangan Geopark dan Biospher khususnya tahun 2021-2022 ini. 

Aryadin Ncuhi Sanggar selaku Koordinator Unit Pokmas Geopark dan Biospher Tambora Samota sendiri masih ingat Khan, bahwa kemelut Geopark dan Biospher di NTB ini mulai meretakkan sensi bangunan Geopolitik Sasambo, ialah ketika logo AMPI mulai membegal Geopark dan Biospher Rinjani Lombok pertengahan tahun 2020 silam. Beber Lalu Badaruddin

"AMPI adalah anekdot dari Anak Mantu Ponakan Ipar, sindikat gurita mafia kerabat keluarga perusak NKRI yang melahirkan zaman reformasi tahun 1998. Di negeri Sasambo ini, gurita AMPI dan sindikat KKN ini eksis membegal Geopark dan Biospher Rinjani Lombok maupun Geopark dan Biospher Tambora Samota itu terhitung mulai pertengahan tahun 2020". 

Sejak Rinjani Lombok dibegal ipar pendopo ubi-abi, sejak Tambora Samota dibegal timses stafsoa. sejak itulah saya Lalu Badaruddin Janapria dan Bang Aryadin Ncuhi Sanggar, bersama media pencerah Sasambo ini, ialah Mediadinamikaglobal dan Topinsidelombok mengawal semua konstelasi Geopark dan Biospher di NTB ini. Ungkap Lalu

Kami selaku Unit Pokja Geosite Geopark dan Biospher Rinjani Lombok 2015-2020 sebenarnya masih sangat ingin menyatukan kembali pokmas-pokmas dan FTKP se-pulau Lombok, apa hendak dikata topeng Ipar dari abi-ubi dan komplotannya nganwe, telah memporak-porandakan bangunan Geopark dan Biospher yang pernah kami jadikan sebagai terbaik di Indonesia ini, menjadi bahan lelucon Pak Togu dan Pak Anton di Jakarta sana, sejak dibegal pendopo umi amis pertengahan 2020. Kantor eks Newmont di Jalan Langko akan menjadi saksinya, bahwa pembegalan posisi di lembaga non struktural di Pemprov NTB ini, adalah cermin dari kebobrokan pengelolaan pemerintahan daerah provinsi yang disetir oleh barisan dari Teguran Gempa Bumi, Ormas Nganwe, dan Eks Timses Abi-ubi dan Umi-amis. Sejarah akan mencatatkan nukilan kata diberanda Google sepanjang zaman, sebagai jejak digital yang akan diukir abadi, ialah pembegalan jabatan lembaga non struktural, pembegalan kantor dan aset daerah provinsi, pembegalan divertasi saham dan aset Newmont. Eks kantor Newmont di Jalan Langko itu akan menjadi penanda sejarah nya.

Masih bersama Lalu Badaruddin Janapria selaku Koordinator Unit Pokja Geosite Rinjani Lombok, khususnya Lombok Tenga. Bersama Bang Aryadin Ncuhi Sanggar selaku Koordinator Unit Pokmas Geopark Gunung Tambora dan Biospher Samota, sekaligus insan pewarta pencerahan berita Mediadinamikaglobal kita. Mari kita bicara resolusi, agar kritik argumentasi dan aspirasi ini dapat juga menjadi resolusi untuk islah dan perbaikan.

Kita ingin mengingatkan kembali, bahwa menyuarakan aspirasi dan gagasan itu adalah hak setiap warga negara, bahkan memberikan pencerahan dan pembelajaran untuk perbaikan dan kebenaran serta keadilan itu, adalah kewajiban para akademisi maupun kritisi dan persepsi media, khususnya Mediadinamikaglobal.com yang kita banggakan ini.

"Mengapa aspirasi dan persepsi terkait dengan Geopark dan Biospher di NTB ini semakin perlu diulas dan dimajukan kepada pemangku rezim Zulrohmi yang sebentar lagi hengkang dalam masa transisi ini?"

Lalu Badaruddin Janapria dari Pokmas Lombok Tengah ini malah mengajak mediadinamikaglobal.id untuk bernostalgia dengan rangkaian pendampingan media terhadap eksistensi Geopark dan Biospher yang sejak Januari 2021 dikoordinir oleh Bidang Ekonomi dan Pembangunan BAPPEDA NTB ini.

Masih segar dalam ingatan kita bersama Bang Aryadin Ncuhi Sanggar dari Media Dinamika  Global Id ketika salah satu pucuk BIDOS (Bima Dompu Samawa) menjadi Kepala BAPPEDA NTB, ialah Ayahanda Doktor Haji Amri yang seperti Dae Iwan dulu, juga pernah menjadi General Manager Geopark Gunung Tambora dan Biospher Samota. 

Sebelum Topinsidelombok dan media ini kembali menyajikan informasi dan interpretasi informasi yang lebih mendalam lagi, setidaknya perbandingan pengelolaan puluhan Lembaga Non Struktural di tingkat Provinsi NTB di rezim Zulrohmi ini. 

Kita akan lebih detail mengupas nya dengan menampilkan opini dari para pendiri dan perintis Geopark dan Biospher di NTB kita ini yang sejak beberapa periode kepengurusan dari tahun 2004-2020, bahkan sampai 2023 ini pun termasuk sebagai referensi sejauh mana Kepala BAPPEDA NTB dalam nakhoda Iswandi dan gerbongnya, mengkoordinir perlakuannya terhadap aspirasi dan inovasi anak bangsa dari Sape sampai Ampenan.

Sebelum menutup sementara publikasi Topinsidelombok dan mediadinamikaglobal.id pada liputan khusus memeriahkan semarak 17 Agustus 2023 ini, ada baiknya kita mengirimkan salam takzim kepada para pemangku Taman Bumi di negeri Sasambo ini. 

Terima kasih atas kesempatan dan pencerahan yang demikian lugas dari para narasumber Geopark dan Biospher Provinsi NTB, yang tentunya alangkah lebih idealnya jika suatu saat dapat ngopi bareng bersama Topinsidelombok dan MDG antara lain : Ibu Siti Alfiah, Pak Syamsuddin, Doktor Fathony, Haji Agus Hidayatullah, Ibu Ince Khairunnisa, Ayahanda Badrul Munir, Ayahanda Doktor Haji Amri, Mamiq Faozal, Dae Iwan Calon Bupati Dompu, serta para calon pengurus IAGI Pulau Sumbawa yang demikian semangat memperjuangkan Konsep pembangunan berkelanjutan melalui Geopark dan Biospher.

Banyak nama dan para pucuk bumi BIDOS dan SASAMBO yang tidak sempat kami sebutkan satu persatu dalam reportase kali ini, namun semuanya adalah pejuang ikhtiar pembangunan berkelanjutan di NTB Bumi Gora tercinta kita.

Colek juga Doktor Irwan dan Umi Zukhrufatul Jannah di UIN Mataram, serta Uba Leu dan Mbak Nurul di Universitas Muhammadiyah Mataram, maupun Doktor Haji Ahmad Saofi dan Profesor Tejo Wulan di Universitas Mataram.

Terimakasih juga kepada Bang Gayep, Pak Pahrurozy, Bang Acip Ikraman, Saiful Fikri, Haji Malik Trawangan, Doktor Salman, Papuq Icung, Mbak Irma, Bang Jabot, Bang Total, Bang Jaly Sekwan Udayana, Bang Syam Rumah Aspirasi DPR Pusat, Bang Indera, Haji Kadir, dan Mamiq Suma; semuanya adalah pejuang Geopark dan Biospher di NTB. 

Semoga kita dapat menuliskan buku direktori perjuangan panjang dalam Mengenal dan Mengembangkan Taman Bumi di NTB Bumi Gora. Imbuhnya 

Dari Janapria Lombok Tengah, atas nama Wakil Koordinator Unit Pokja Geosite Rinjani Lombok, dan dari Sanggar di semenanjung lembah Gunung Aram Tambora, mencurahkan informasi mencerahkan referensi - untuk kecerdasan dan kemajuan generasi lintas bangsa.

Topinsidelombok dan MDG pun akan mengulas progress Geopark dan Biospher lainnya diseluruh Indonesia, dengan narasumber antara lain para eks Tim Task Force Geopark dan Biospher Indonesia, yang saat ini eksis menjadi pencerah pada KNGI (Komite Nasional Geopark Indonesia) dan Masyarakat Geowisata Indonesia (MAGI), IAGI, serta ISEI Bali Nusra.

Sebelum puncak 17 Agustus 2023, yang akan menjadi informan berkelanjutan bagi pendalaman reportase kita tentang pola perlakuan pejabat-pejabat birokrasi Pemprov yang dikoordinir oleh Iswandi di BAPPEDA NTB ini antara lain : Irvan Sumarno selalu dedengkot fungsional yang demikian sumringah merusak Tambora Samota dan Sangbima serta aspiring Intan Bulaeng, agar menyiapkan diri sebagai responden wawancara kita esok hari, tentunya dengan kesetimbangan persepsi dan aspirasi dari para pelaku Taman Bumi SASAMBO lainnya seperti Mbak Ica, Mbak Aya, Bang Bahrain, Bang Amir, Bang Ibnu, Bang Satkar, Bang Buyung, Bang Budisatria, serta Abang dan Mbak yang selama rezim Zulrohmi ini mengaku sebagai Stafsus NTB Gemilang, baik di pendopo satu maupun pendopo dua.

Jangan lupa untuk tetap lugas dan progressif dalam memberikan kontribusi untuk membangun NTB yang lebih baik. Pungkasnya (Red/Team/MDG).

Load disqus comments

0 comments