Dr.Firman Sinaga,SST.Par.M.Si.Par: Global Geopark Danau Toba Mendapat KARTU KUNING. UNESCO Ancam Cabut STATUS


Bali - Pernyataan dari Direktur Badan Otorita Danau Toba (BPODT), Jimmy Bernando Panjaitan. Menurut Jimmy, Kaldera Toba hanya perlu berbenah secara sederhana. Artinya, mengikuti permintaan dan standar dari UNESCO saja. “Sign (papan informasi) buat mereka sangat berarti, sulit ditemukan, ada, tapi sulit, kami komit, ya ikut saja, nanti kami mau perbanyak sign. Kemudian nanti dipaparin kami pakai logo, sesederhana itu, buat mereka ikutin aja pedoman itu, paling sederhana ikuti aja,” tegasnya.(30/9/2023) saat dihub media lewat Wa

Dr.Firman Sinaga, SST.Par.M.Si.Par sebagai pemerhati pariwsata dan ahli pariwisata juga Sekertaris DPW Komite Masyarakat Danau Toba (Kmdt) kecewa atas pernyataan seorang Direktur Otoritas Danau Toba, sederhana??? kalau memang sederhana kenapa harus terjadi KARTU KUNING. Memiliki branding UNESCO adalah sangat susah mengapa tidak di jaga. Saling Point dari pada Kawasan Danau Toba adalah salah satunya branding UNESCO. 

Bagaimana dengan IMAGE yang ada?Seperti disampaikan oleh Bapak Kepala Dinas Kebudayaan, Pariwisata, dan Ekonomi Kreatif Sumut, Zumri Sulthony, mengatakan “kartu kuning yang diterima Kaldera Toba tidak akan mengganggu pariwisata Danau Toba. Saya pikir kartu kuning itu tidak berpengaruh,” kata Zumri dikutip dari Antara.

Buat saya sebagai ahli pariwisata tertawa membaca artikel ini. Bagaimana dengan Service Quality of Tourism ? kita perlu IMAGE, Branding kita peroleh dari UNESCO, ISO 20121 untuk Event Managemnet, Micheline Star untuk Restaurant dan lain-lain.

Hal ini tidaklah sesederhana itu atau seperti menggampang. Di jaman sekaranmg kemuduran sebuah branding, kemunduran sebuah destinasi akan mudah ditemukan para WISNU dan WISMAN.

Sekarang yang terjadi adalah kemunduran walaupun belum final dan terus berbenah masih ada waktu. 

Berharap bahwa para ahli pariwisata orang-oarang batak dikumpulkan atau boleh berkiblat dengan Bali. Bali sudah lebih awal mendapatkan UNESCO.

Apakah kita tidak sadar bahwa TOBA KALDERA dan GEOPARK dan GEOSIDE sangat penting untuk generasi apakah kita hanya semata-mata berpromosi yang bersifat sementara? 

Menurut para pakar apakah itu sudah cukup?

Lalu bagaimana sudut pandang UNESCO sampai-sampai KARTU KUNING tentunya tidak sesuai yang di harap kan dalam mencapi KESEJAHTERAAN MASYARAKAT.

Dapat kita lihat contoh Bali sudah sukses dalam pembangunan Geopark UNESCO, sesimple itu mereka mengerjakan nya. Jauh dari sesederhana yang disebutkan diatas. 

Mebandingkan danau toba yang telah di support oleh UNESCO mendatangkan WISNU dan WISMAN lebih giat mempromosikan danau toba sebagai INTERNATIONAL DESTINATION. 

Harapan kita jangan sampai Kalah DESTINASI DAERAH LAIN Untuk saat ini. Reivew NTB dan Danau Toba sama-sama baru berkembang. karena destinasi tersebut sangat banyak dilirik oleh Wisnu dan Wisman apabila destinsi tersebut benar-benar berdampak bagi Masyarakat/ penduduk Danau Toba.

Bisa kita lihat bahwa penduduk Danau Toba saat ini keluar dari Danau Toba untuk mencari pekerjaan kita melihat di Bali hampir separuh pekerja di Pantai kuta berasal dari Danau Toba.

Kalaulah Danau Toba bisa di Kelola dengan baik pasti generasi muda putra/putri masyarakat Danau Toba akan betah disana dan Danau toba akan semakin menjadi the BEST DESTINATION.


Kita haru berpikir bagai mana kelengkapan dan kesediaan kita dalam menyambut WISNU dan WISMAN.

Masih sangat banyak yang harus di benahi serta di tata dengan baik. 

Semua harus ada bukti perjuangan pengurus dan janji yang nyata buat masyarakat Danau Toba.

Dalam hal ini tidak ada peningkatan, apakah pengelontoran dana lenyap tidak berbekas, sangat miris.

Load disqus comments

0 comments