Selaku anak kandung IRT atas nama Imo binti Hame, RT 21 RW 10 dusun tengge keli, Desa Rite Kecamatan Ambalawi Kabupaten Bima. ( Jufrin ) Saat diwawancarai wartawan, menyampaikan. Dirinya merasa tidak ada perhatian dari seorang dokter spesialis bedah tentang ibunya yang sudah empat hari berada di RSUD Bima.
Semoga Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Bima. H. Iksan, meminta untuk lebih memaksimalkan pelayanan terhadap masyarakat miskin, jangan pandang bulu, seperti saat ini di alami oleh Ibu saya atas nama Imo.
Saat ini, dirawat di ruang bedah kamar merpati. Sudah lima hari terbaring di atas kerandanya, apakah pasien tersebut menunggu kejang-kejang dulu baru ditangani secara serius oleh Dokter spesialis bedah. Kami menduga oknum Dokter atas nama Serly ini pilih-pilih atau tebang pilih Pasiennya. Pungkasnya (Red/Aryadin Pimred Media Dinamika Global Id. Semoga dapat ditindak lanjuti oleh Pimpinan RSUD Bima.
Setelah mengunjungi pasien tersebut, mengatakan. "Tolong keluarkan aku dari sini, karena sudah lama juga terbaring, coba kalian tanyakan Dokter. Kapan untuk dilakukan operasi, nggak usah lagi mengobati disini, antar pulang saja, dan obati di rumah, ucapnya.
Sebagai Anak, menduga kuat pihak RSUD Bima Tebang pilih untuk dilayaninya terhadap para pasien, ini termasuk Orang tua Kami.
Coba bayangkan saja ini Pak direktur RSUD Bima. Kami sudah lima hari berada di disini, ingin mendapatkan pelayanan seperti orang-orang kaya pada khususnya.
Subhanallah. Aneh bin ajaib kedatangan Dokter Serly, mengatakan ," tunggu sehari dua hari lagi baru bisa keluar dari sini, Saya ini belum bisa karena harus pulihkan dulu". Ini benar-benar tidak masuk Angin, yang disampaikan oleh Dokter Spesialis Bedah RSUD Bima.
Sedangkan ibu kami menunggu untuk dilakukan operasi, akibat adanya musibah karena jatuh dari pohon kelor, mengalami pendarahan pada bagian kepala darahnya tumpah didalam.
Namun pihak dokter spesialis bedah ibu Serly tidak mengatakan apa-apa tentang hasil ronsen, apakah ibu kami bisa dioperasikan atau tidak, sampai saat ini masih menunggu, Ujarnya sambil menangis.
Demi keseimbangan pemberitaan Pimpinan Redaksi Media Dinamika Global Id, Online dan Cetak. Ingin Melakukan klarifikasi kepada Dokter spesialis bedah Serly, menanyakan kepada Petugas piket tentang keberadaan Dokter Serly.
Petugas piket pun menanggapi," terkait masalah apa, menanyakan dokter, coba diceritakan dalu baru sampaikan kepada ibu dokter". Dari awal menyampaikan saya dari Wartawan, lalu apa perlunya diceritakan dulu, jadi percuma donk ingin wawancara langsung kepada beliau.
Pada saat ingin direkam audio, Petugas piket dengan Gagahnya menyebutkan, " Di sini dilarang untuk mengambil gambar, merekam vidio, foto dan merekam suara oleh siapapun". Itu juga termasuk Wartawan yang ingin melakukan klarifikasi saat dikonfirmasi langsung ya," Iya. Ucap dua orang petugas, 1 perempuan dan satu cowok, Pada hari Minggu tanggal (03/09/2023).
Diberitahukan ada salah satu pasien jarum infus yang terlepas, Sontak dijawab oleh oknum perawat atas nama Fani. "Apa yang dia berbuat ko sampai terlepas jarumnya".
Kita juga nggak tahu karena apa yang mengakibatkan jarum infus itu terlepas, coba lihat saja dulu pasien nya jangan menjawab dia berbuat apa ko terlepas jarumnya, sudah tau itu adalah orang yang sakit. Perawat itupun menjawab lagi sambil berdiri di pintu, " aneh anda ini dijawab kenapa bisa terlepas kok tahu dan membangunkan temannya, siapa yang pasien atas nama Imo". Langsung menutup pintu.
Anak dari pasien atas nama Imo tersebut yang dirawat di ruang bedah kamar Merpati RSUD Bima salah satunya merupakan seorang Wartawan Pimpinan Redaksi Media Dinamika Global Id.
Dengan sikap seseorang wanita sebagai perawat atau petugas, tidak menjadikan contoh oleh yang lain-lainnya. Maka pihak Direktur Rumah sakit umum daerah ( RSUD ) Bima untuk memanggil serta mengadili anak buahnya bernama Fani, bahwa ini akan mencoreng citra para pegawai kesehatan yang ada di Indonesia.(Aryadin).
Berupaya keseimbangan pemberitaan, pimpinan Redaksi Media ini melakukan konfirmasi dan klarifikasi kepada Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Bima H. Iksan melalui via WhatsApp pribadinya, terlihat masih contret satu, dan oknum Dokter spesialis bedah Serly belum bisa dikonfirmasi sampai berita dipublikasikan
0 comments