Implementasi Kurikulum Merdeka, Pemkab Bima-INOVASI Laksanakan Refleksi Dan Join Monitoring


Bima NTB. Media Dinamika Global. Id.- Pemerintah Kabupaten Bima bersama INOVASI melaksanakan Monitoring dan Evaluasi Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM) Tahun 2023. Monev IKM 2023 yang dilaksanakan selama 2 (dua) hari yakni Senin-Selasa (18-19/09/2023) selain ditujukan dalam rangka Refleksi IKM, juga dimaksudkan untuk mengidentifikasi secara langsung pada perubahan praktik, sistem dan kebijakan pendidikan.  

Tim Monev Refleksi IKM 2023 yang terdiri dari Perwakilan Kedutaan Besar Australia-Diyah Pratiwi, Spesialis Pendidikan UNICEF Jakarta-Teresita Filipe, Spesialis UNICEF Papua-Pria Santri Beringin, Deputy Director Learning INOVASI Jakarta-Feiny Sentosa, DFAT Kedutaan Australia-Nikolasia Budiman, Staff Khusus Presiden Bidang Inovasi Pendidikan dan Daerah Terluar-Billi Mambrasar. 

Tim Program INOVASI Jakarta dan NTB yakni Program manager NTB-Sri Widury, Disctrit Koordinator Pulau Sumbawa-Toha Arifin dan Lalu Ari Irawan selaku MERL Officer INOVASI NTB. Selain itu, juga dihadiri para Fasilitator Daerah, LPTK serta Mitra INOVASI di terima Bupati Bima, Hj. Indah Dhamayanti Putri, SE.,M.IP di ruang Rapat Bupati, Senin (18/09/2023). 

Dalam sambutannya, Bupati Bima menyampaikan beberapa praktik baik dan capaian-capaian Implementasi Kurikulum Merdeka Belajar pada Lingkup Pemerintah Kabupaten Bima.

Implementasi IKM secara umum berjalan dengan baik, terarah, serta linear dengan output yang diharapkan. Selain, memberikan dampak nyata terhadap kemampuan siswa, juga berdampak pada perubahan pola dan strategi sistem pembelajaran, “ urai Umi Dinda sapaan akrab Bupati Bima.

Lanjutnya, percepatan mutu hasil belajar melalui peningkatan kualitas pembelajaran di kelas, penguatan mutu dukungan bagi guru, serta layanan pendidikan yang merata untuk semua anak, secara bertahap dapat kita capai secara bersama-sama serta melalui pendekatan kemitraan.

Secara khusus, Bupati Bima menyampaikan penghargaan pada INOVASI melalui pola kemitraan dan pendampingan di Kabupaten Bima. 

Dikatakannya, Pemerintah Kabupaten Bima merasa berbahagia karena Program INOVASI mendapatkan perhatian dari Kedutaan Australia maupun dari UNICEF. Terima kasih atas kolaborasi, peran dan dukungan Kementerian Agama, para kepala sekolah dan guru penggerak serta LPTK yang telah berkolaborasi dengan OPD terkait.

“Hari ini kita akan merefleksikan perubahan yang telah dihasilkan, merefleksikan langkah-langkah monev yang telah dilakukan dan menyepakati bagaimana melanjutkan monev literasi dasar ke depannya. “Imbuh Bupati menutup sambutannya.

Setelahnya, Refleksi yang di pandu oleh oleh Kepala Bagian Organisasi Setda Raani  Wahyuni, ST.,MT., M.Sc yang melibatkan mitra INOVASI diantaranya Dinas Pendidikan Kebudayaan Pemuda dan Olahraga Kab. Bima, Bappeda dan Litbang Kab. Bima, serta sejumlah Organisasi Perangkat Daerah Lingkup Pemerintah Kabupaten Bima. Kantor Wilayah Kementerian Agama Kab. Bima, Pengawas SD/MI, Fasilatator Daerah Pembelajaran, Fasilatator Komunikasi serta Perguruan Tinggi Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (PT-LPTK).

Refleksi ditekankan pada agenda dan metode serta tantangan dalam IKM, faktor pendukung sampai rekomendasi. Agenda kegiatan terbagi dalam beberapa sesi. Setelah paparan dilanjutkan dengan diskusi panel pada tiap sesinya.

Hari kedua pelaksanaan Monev Refleksi IKM dilaksanakan pada sekolah sasaran di Kecamatan Sape, yakni SDN 8 Sape, MI Sari dan SDN 1 Sari.

Tiba di sekolah sasaran, tim monitoring meninjau proses pembelajaran dan perkembangan praktik peningkatan mutu dan kemampuan siswa. Selain itu, tim melakukan interaksi dengan siswa, guru serta relawan literasi.

Pada sisi lain, Implementasi IKM menghasilkan potret komprehensif yang berguna bagi sekolah/madrasah dan pemerintah daerah untuk melakukan evaluasi dan perencanaan perbaikan mutu pendidikan. 

Lebih jauh dijelaskan, Monev Refleksi IKM ditujukan dalam rangka mengevaluasi kualitas pendidikan, memotret input, proses dan hasil belajar pada satuan pendidikan serta untuk menilai hasil belajar peserta didik pada akhir jenjang serta mengukur capaian individu peserta didik. 

Diakhir refleksi, disampaikan terkait respon atau persepsi guru dan kepala SD/MI. Diantaranya, perubahan paradigma guru. Guru tidak lagi menempatkan murid/siswa secara general. Akan tetapi, murid/siswa ditemptakan sesuai level kemampuannya, memandang murid/siswa memiliki kemampuan serta perkembangan yang beragam sehingga pola pembelajaran serta metodenya akan disesuaikan dengan kebutuhan dan perkembangan murid/siswa.

Sebagaimana diketahui, Program Inovasi untuk Anak Sekolah (INOVASI) adalah sebuah kemitraan antara Pemerintah Australia dan Pemerintah Indonesia. INOVASI melibatkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Kementerian Agama (Kemenag), Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), dan para mitra di tingkat daerah di provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), Nusa Tenggara Timur (NTT), Kalimantan Utara dan Jawa Timur. Program ini mencari untuk mengidentifikasi dan mendukung perubahan praktik, sistem dan kebijakan pendidikan yang terbukti mempercepat peningkatan hasil pembelajaran peserta didik.


Program ini memiliki tiga bidang fokus utama yaitu : mutu pengajaran di ruang kelas, mutu dukungan untuk para guru, dan pembelajaran untuk semua. INOVASI melakukan keterlibatan secara terus menerus dalam kebijakan dengan mendapatkan masukan dari penelitian dan analisis responsif; menjawab permintaan nasihat dan bantuan teknis untuk sistem dan kebijakan.

Sumber : M. Syahdan, ST Fasilitator Daerah Communication (Fasda Com) INNOVASI

Load disqus comments

0 comments