Arif Sofyandi : Konflik Palestina dan Israel, Perserikatan Bangsa - Bangsa di Mana?


Opini. Media Dinamika Global. Id.- Konflik Palestina dan Israel, Perserikatan Bangsa - Bangsa di Mana?

Oleh : Arif Sofyandi

Konflik laten Israel dan Palestina yang tidak selesai sampai hari ini merupakan kegagalan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dalam mewujudkan perdamaian bagi dunia. Sebab PBB memiliki kekuatan yang besar untuk mengelola dan mengatur kehidupan bangsa-bangsa. Kegagalan PBB tidak hanya dilihat dari konflik laten yang tidak pernah selesai antara amerika dan israil, tetapi juga adalah konflik ukraina dan rusia.

Dapat kita saksikan bersama bahwa bagaimana amerika serikat dalam siaran persnya mengirimkan senjata-senjata bagi negara-negara yang pro terhadap kebijakan mereka. Ketika ukraina mendapatkan bantuan persenjataan untuk melawan rusia. Begitu pula israil yang mendapatkan bantuan persenjataan dari amerika serikat untuk melakukan penyerangan dan atau membombardir palestina.

Potret tersebut menandakan keberpihakan dan ketidaknetralitasan PBB dalam mengatur bangsa-bangsa agar tercipta perdamaian dunia. Padahal sesungguhnya, sebagai organisasi terbesar bangsa-bangsa di dunia, mereka dapat melakukan upaya diplomasi ke berbagai bangsa-bangsa bukan malah membiarkan bangsa-bangsa lain untuk saling mengirim pasokan persenjataan berdaya ledak nuklir, Bom fosfor dan lain sebagainya yang sudah pasti akan semakin meningkatkan instabilitas perpolitikan bangsa-bangsa dan dunia.

Sangat naif sekali jika PBB tidak tahu, tuli, buta mata dan hati terhadap kejadian tersebut. Sementara, terus terjadi pemboman dan penyerangan yang sangat masif dilakukan oleh israil kepada palestina, hingga ribuan orang meninggal dunia, bahkan tubuhnya hancur berkeping-keping, na’as dan tidak punya nurani. Anak-anak, ibu-ibu dan rakyat sipil yang tidak memegang senjata dianggap sebagi musuh dan dibombardir tiada henti.

Disisi lain, bahkan rumah sakit yang menjadi tempat untuk dirawat dan atau proses kuratif serta rehabilitatif bagi semua korban yang sakit pun dilakukan penyerangan dan pengeboman dengan  sangat brutal yang notabene tidak dianjurkan dan atau tidak memperbolehkan dalam aturan peperangan dunia, tetapi mereka melanggar dan PBB diam bak manusia tuli, buta, lumpuh, bisu dan diam tanpa kata.

Ketidakberdayaan Negara-negara Muslim di PBB

Selain itu, negara-negara muslim di dunia yang tergabung dalam PBB yang lemah dan tidak berdaya melihat genosida ini. Bagaimana tidak, negara-negara muslim di dunia hanya dapat melakukan pengecaman dan pengutukan secara lisan saja dengan harapan bahwa negara-negara lain akan ikut mendukung melakukan pengecaman. Kalau hanya sekedar melakukan upaya gertakan sambal seperti itu, tidak akan menyelesaikan problematika ini. 

Tidak menunggu dorongan dan atau dukungan dari negara-negara yang di luar muslim karena semua negara-negara tersebut, di PBB sebagian besar telah terkondisikan. Jika PBB serius menangani persoalan ini maka PBB akan melakukan pengecaman dan sekaligus akan mematikan relasi ekonomi dan bilateral antara israel dan negara-negara yang tergabung di PBB.

Disisi lain, apabila PBB serius menyelesaikan persoalan kemanusiaan di palestina, tentu PBB dapat mengintruksikan organisasi di bawahnya seperti World Trade Organization (WTO) yang merupakan lembaga yang berurusan dengan aturan perdagangan global antar-negara. Termasuk World Bank dan United Nations Development Programme (UNDP) sebagai organisasi yang mengentaskan kemiskinan, sementara kemiskinan kemanusiaan di palestina yang kian hari semakin kecil angka kehidupannya.

Pasalnya, negara-negara muslim harus memahami bahwa pada titik ini, persoalan israel dan palestina tidak akan selesai, sampai kapanpun. Jika negara-negara muslim tidak menguasai PBB. Bahkan, per hari ini seakan-akan negara muslim di PBB tidak memiliki daya apa-apa. Bayangkan untuk memberhentikan amerika serikat saja yang mengirimkan persenjataan dan pasukan peperangan ke israel saja, tidak mampu. Amerika menutup mata dan tidak tergelitik sedikitpun. 

Koalisi Untuk Kemenangan Palestina

Perpolitikan dunia internasional hari-hari ini tidak terlalu menguntungkan bagi dunia islam. Bagaimana tidak, dengan kedigdayaan amerika dan PBB semakin membuat negara-negara muslim terpojok dan tidak dapat melakukan upaya lebih jika mengirim pasukan ke palestina. Jika pun ia, maka sebagaian besar negara-negara yang tergabung di PBB akan ikut menyerang negara-negara islam yang mencampuri peperangan bangsa tersebut.

Karena itu, Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) atau Organisation of Islamic Cooperation sesungguhnya dapat melakukan upaya-upaya tertentu, walaupun secara keanggotaan masih lebih banyak PBB. Karena mereka hanya memiliki 57 negara dibandingkan PBB 193 negara. Mereka semua harus bersuara dan mengusir kementerian luar negeri israel dari negaranya masing-masing.

Selain itu, upaya-upaya lobi dan atau diplomasi bawah tanah tidak boleh berhenti untuk palestina. Karena, Gaza dan Al-Aqso adalah milik umat Islam di dunia. Karena jika tidak dan atau dibiarkan maka sejarah peradaban islam akan dihilangkan oleh israel. Karena, itu merupakan salah satu tujuan mereka melakukan invasi militer ke palestina.

Organisation of Islamic Cooperation bisa melakukan diplomasi dengan berbagai negara yang notabene memiliki tidak pro terhadap amerika serikat agar dapat dilakukan upaya pemberhentian pengiriman persenjataan, bahkan perdamaian hingga kemerdekaan bagi negara palestina serta diberikan hak-haknya sebagai negara yang merdeka dan berdaulat. Jika berbagai diplomasi tersebut tidak dapat dilakukan, kemungkinan-kemungkinan yang dikhawaritkan seperti perang dunia III (World war III) mungkin akan terjadi. Semoga berakhir dengan damai.(***)

Load disqus comments

0 comments