Mataram-NTB, Media Dinamika Global.Id._ PT. Rezka Nayatama merupakan perusahaan pengolahan umbi porang atau secara ilmiah dikenal sebagai_ Amorphophallus mulleri_ menjadi konjac chips, konjac flour, dan glucomannan yang berlokasi di Sekotong Lombok Barat.
Perusahaan yang bergerak dalam pengolahan pangan memanfaatkan sumber daya alam di Nusa Tenggara Barat khususnya dalam sektor pertanian.
Sejak peresmian pada beberapa bulan kemarin tepatnya bulan Juli 2023 lalu, pabrik porang tersebut sudah mulai mempersiapkan kegiatan operasionalnya dan menyiapkan ekosistem rantai pasok bahan baku, standardisasi produk serta market-market potensial.
Taufik Hidayat selaku Manager Operasional PT. Rezka Nayatama menyampaikan, ucapan terima kasih kepada pihak Dinas Perindustrian NTB yang sudah secara intensif melakukan pendampingan untuk dapat segera beroperasi kepada pihak pabrik.
“Sejak Juli 2024 diresmikan oleh bapak Gubernur NTB Dr. Zulkieflimansyah, kami merasa sangat dibantu oleh pihaknya untuk dapat segera beroperasi” ungkap Taufik (4/10).
Beliau melanjutkan tentang manajemen ketersediaan bahan baku sudah ditata baik dengan melakukan kemitraan dengan para petani porang se-pulau Lombok yang tersebar di empat kabupaten antaranya Lombok Utara, Lombok Timur, Lombok Barat, dan Lombok Tengah.
Target produksi masal tahun 2024, karena masih melakukan uji coba beberapa peralatan seperti mesin pengering, mesin pengolahan dan standardisasi produk, perijinan export dan lain-lain.
Tetapi targetnya, produksi komersil mulai tahun 2024 pada bulan April seiring semua ekosistem hulu hilir serta pemasaran dalam daerah maupun tujuan export ke Cina.
“Bahan baku umbi porang ketersediannya sudah melakukan kemitraan dengan petani porang se NTB yang tersebar di beberapa kabupaten antaranya, lotim, lobar, loteng dan KLU. Untuk pengaturan pola panenpun sudah terjadwal sehingga kontinyunitas produksi bisa terjamin dan target kami dalam untuk lahan yang teregistrasi seluas 700 hektar tahun 2024 ” lanjutnya.
Harapan pihak perusahaan kepada seluruh petani porang yg sudah bermitra agar mengacu pada jadwal panen yg sudah di atur sehingga tidak terjadi over stock dan stabilitas harga tidak akan terganggu.
Hal ini juga akan menjaga kwalitas bahan baku sesuai standar perusahaan yaitu berat minimal 1 kg, umbi tidak bertunas bertunas atau cacat.
Kemudian untuk persiapan bahan baku lainnya juga sudah sangat tersedia di NTT dan Bali yang akan mulai digarap pada tahun 2024 mendatang karena pada tahun ini masih dalam tahap registrasi lahan untuk dijadikan mitra hingga binaan dari perusahaan yang ada di NTB.
Pihak PT. Rezka mengadakan kerja sama juga dengan berbagai CV, Koperasi, hingga Kelompok tani untuk menunjang bahan bakunya dengan jangka waktu kurang lebih 3 tahun terhitung mulai melakukan penyetoran dan panen awal.
Data dari Kementrian Pertanian bahwa rencana pengembangan tanaman porang untuk NTB seluas 1.700 hektar (lombok 700 hektar dan pulau sumbawa 1000 hektar), NTT 21.000 hektar, dan yang terakhir Bali 1.500 hektar yang menjadi sasaran stock bahan baku di PT. Rezka Sekotong Lobar.
Kemudian dalam setahun PT. Rezka mampu memproduksi umbi setidaknya dari 500 hektar atau setara 10.000 ton umbi pertahun untuk kapasitas produksi chips hingga tepung.
Untuk standar kualitas umbi porang yang bisa diterima oleh pabrik diantaranya bobot minimal 1 kg per umbi, usia tanam minimal 2 musim, tidak busuk atau rusak pada bagain tertentu dan juga belum mengeluarkan tunas pada umbinya.
Sebagai lembaga yang mengayomi masyarakat tentunya dinas perindustrian yang bergerak pada sektor industri khususnya kepada IKM/UMKM untuk bisa memberdayakan agar dapat bersaing dengan IKM hingga PT-PT besar lainnya. Dalam hal ini dari pihak dinas menawarkan kerja sama dengan pihak PT. Rezka Nayatama berupa kolaborasi dalam hal membantu membimbing/mendampingi para palaku IKM pada sektor pengolahan pangan bertahan porang hingga dari pihak PT Rezka Nayatama pun setuju tentang kolaborasi tersebut untuk kedepannya.
“Kami harap setelah ini ada kolaborasi yang intens dari PT. Rezka dan Disperin NTB untuk melakukan pembinaan hingga bimbingan kepada pelaku indusri pangan utk menggunakan bahan baku lokal berupa Tepung porang atau glukomanan menjadi aneka kuliner dan pangan olahan yang berdaya saing dan masuk pada segmen pasar luas” tutur Nuryanti (4/10).
Tawaran tersebut mendapat tanggapan positif dari PT. Rezka Nayatama perihal bimbingan bagi para pelaku industri yang bergerak pada sektor pengolahan pangan.
(Surya Gempar).
0 comments