Kabupaten Lombok Utara-NTB, Media Dinamika Global.Id._ Kegiatan ini merupakan pelatihan anyaman bambu yang diberikan selama 3 hari di kelompok KOPINKRA BAMBU CERAH CERIA, yang dibimbing langsung oleh istruktur bernama ibu Lina dari Yogyakarta yang telah tersertifikasi sebagai pelatih khusus anyaman bambu oleh Kementrian Perindustrian. Selasa, 28/11/2023.
Ibu Lina mengatakan, bahwa kualitas anyaman bambu para pengrajin di desa bentek sudah cukup baik namun masih membutuhkan proses organisir pembagian kerja, sehingga quality control dari produk yang dihasilkan belum dapat ditentukan standarnya, sehingga kendala ini ditakutkan nantinya akan membatasi jumlah produksi. Setelah mengikuti pelatihan ini diharapkan IKM akan memiliki standar kualitas anyaman yang dapat bersaing dengan daerah lain, pada waktu akan mendatang produk dapat dipasarkan di pasar internasional.
"Meski pelatihan hanya diberikan selama 3 hari, Ibu Lina sangat berharap komunikasi para pengrajin dengan beliau dapat terus terjalin, sehingga konsultasi yang aktif terkait modifikasi desain, kualitas anyaman dan bahan produksi," ungkapnya.
Pada kesempatan selama 3 hari pelatihan, Ibu Lina tidak hanya memberikan pelatihan anyaman semata, meningkatkan kualitas produksi, Ibu Lina turut memberikan pelatihan penggunaan bahan alam sebagai pewarna alami bambu seperti kayu secang dan kulit manggis, sehingga dapat memaksimalkan pemanfaatan penggunaan bahan baku limbah atau zerowaste dan penggunaan Biochemical anti rayap untuk finishing produk.
"Produk-produk anyaman bambu yang telah dihasilkan dari pelatihan ini diantaranya adalah besek (untuk snack dan nasi kotak), tas jinjing, tas kombinasi kulit dan bambu, dompet, pouch, keranjang laundry, sendal, topi, dan lampion," terangnya.
Sementara, Kepala Dinas Perindustrian NTB, Nuryanti menyampaikan, setelah melihat-lihat hasil produksi selama pelatihan, merasa kurang adanya sentuhan modifikasi desain dan aksesoris untuk menambah estetika produk, sehingga akan memberikan perhatian khusus untuk bussines matching sehingga antar pengrajin dan pelaku usaha bisa terhubung untuk saling memberikan kebutuhan bahan baku produksi, termasuk mengarahkan penggunaan kombinasi tenun lokal sebagai bahan baku tas dan dompet, ucap Kadis.
Nuryanti berharap dengan adanya sistem sentralisasi fokus pengembangan IKM di suatu wilayah menjadi terpusat, sehingga masing-masing desa bisa dibentuk brand dan tema keunggulan tersendiri sehingga akan terpenuhi quality control yang ditetapkan untuk setiap hasil produksi sehingga diharapkan tahun 2024 mendatang produk dapat diikut sertakan dalam Pemeran Kriyanusa, harapnya.
Pada kesempatan ini, kadis mengarahkan para pengrajin dengan adanya bussiness matching diharapkan mampu menekan biaya produksi sehingga harga produk di pasar (HPP) dapat bersaing dengan produk dari luar daerah.
Dipenghujung penutup, tak lupa Nuryanti memberikan semangat kepada pada peserta pelatihan dengan memberikan akses pasar yakni pemasaran produk di gallery industri dan NTB Mall sebagai langkah awal mempromosikan hasil produksi.
Salah satu peserta pelatihan, yakni ibu Ratnawati ikut menyampaikan pesan dan kesan selama mengikuti pelatihan. Untuk terus mengembangkan materi yang telah diperoleh selama pelatihan, diharapkan ke depannya OPD terkait dapat memberikan bantuan sarana dan prasarana penunjang produksi, selain itu peserta berharap pelatihan serupa terus diberikan untuk terus meningkatkan kreatifitas pengrajin untuk menyesuaikan permintaan pasar di masa-masa mendatang.
"Meski waktu pelatihan sangat singkat namun pelatihan ini sangat memberikan ilmu baru untuk desain dan modifikasi produk, sehingga memberikan semangat untuk para pengrajin," ungkapnya.
Kegiatan ini diakhiri dengan ditutup oleh Kadis Perindustrian Provinsi NTB.
( Surya Ghempar ).
0 comments