Dialog Publik, Rampai Nusantara Wilayah NTB Deklarasikan Pemilu Damai 2024


Mataram-NTB, Media Dinamika Global.Id._ Rampai Nusantara Nusa Tenggara Barat (RAMPAI NUSANTARA NTB) menggelar dialog publik menjelang pemilu tahun 2024 dengan Tema "Masa Depan Bangsa & Kepemimpinan kaum muda menjelang Pemilu 2024". Kegiatan berlangsung di Kedai Bhumi Resto Jln. Gajah Mada, Jempong Baru, kecamatan sekarbela kota Mataram-NTB. Jum'at, 22/12/2023.

Ketua Umum Eksekutif Wilayah  Rampai Nusantara NTB, Imam Fadin dalam sambutannya, manyampaikan selamat dan apresiasi kepada seluruh narasumber, dan peserta yang hadir menyaksikan kegiatan dialog publik malam ini.

"Tak lupa dia sampai kepada seluruh panitia penyelenggara kegiatan dialog publik yang di inisiasi oleh Rampai Nusantara Eksekutif Wilayah NTB," ucapnya.

Imam Fardin juga membuka secara resmi kegiatan dialog publik tersebut.

Pantau langsung awak media ini, Narasumber I, Kapolda NTB diwakili anggota Kasubdit I, Guntono, menyampaikan dimomentun pemilu 2024, kita sama menyukseskan pesta demokrasi yang aman, damai, tertib, dan lancar.

"Untuk itu, kami dari kepolisian mengharapkan kepada kaum muda, mahasiswa, aktivis, dan LSM jangan konsumsi berita-berita hoax di Media Sosial (medsos), baik Facebook, Instagram, twiter, tik-tok, dan lain-lainnya," ungkapnya.

Lanjut Gustono, ketika rekan-rekan mahasiswa dan pemuda  mendapatkan informasi yang memproduksinya perlu terlebih dahulu di filter dulu, jangan cepat shart kemana-mana, di telaan dulu, dibaca baik-baik terus dari mana sumber informasi, jangan sampai itu  adalah berita hoax hingga merugikan rekan-rekan sendiri.

"Mari berkolaborasi dan berkoordinasi dengan pihak-pihak berwenang yaitu penyelenggara pemilu yaitu KPU dan Bawaslu ketika mendapatkan informasi belum pasti agar mendapatkan kepastian tentang berita terkait pemilu," tuturnya.

Gustono juga mengajak, kita sama-sama beredukasi ke masyarakat untuk mengetahui tentang mekanisme pemilu agar  masyarakat turun serta dalam menyukseskan pemilu damai 2024.

"Pemuda sebagai agen perubahan, pemuda memperpartisipasi dalam menjaga, memberikan contoh peran aktif dalam mensukseskan pemilu 2024," terangnya.

Sambung Gustono, logistik pemilu  87 % sudah ada di KPU masing-masing daerah, pihak polri siap untuk membackup dari pada KPU untuk mengawal pencetakan surat-surat suara yang dicetak di luar daerah.

"Saat ini kita melaksanakan tahapan kampanye Pilpres, Eksekutif, Legislatif masing-masing daerah kota dan kabupaten," tandasnya.

Tahapan kampanye, tentu kepolisian melakukan hal-hal yang sifatnya himbauan khatibmas di setiap masing-masing desa, tuntut  menjaga khatibmas ini diperlukan bersinergi dan kolaborasi dengan rekan-rekan mahasiswa agar tahapan kampanye berjalan aman dan lancar.

"Harapkan kami rekan-rekan mahasiswa untuk bisa membantu di masa-masa tenang yang akan berlangsung pada tanggal, 11-13 Februari sangat krusial situasinya,  kita kawal sama-sama pemilu yang akan berlangsung tanggal 14 Februari 2024," pungkasnya.

Nasumber II, Masyhur Harahap mengatakan, sesuai dengan Tema diusung Rampai Nusantara "Kepemimpinan Pemuda dalam konteks pemilu 2024", cukup luar biasa dan saya apresiasi kepada Rampai Nusantara telah menginisiasi dialog publik malam ini. Seperti disampaikan oleh teman-teman dari Polda NTB kalau teman-teman Polri cukup menjaga agar pemilu ini bisa berlangsung aman, damai, tertib, dan damai. Begitu juga dengan kita semua, teman-teman aktivis ini memang kritis tapi mereka menghargai perbedaan pilihan mereka menghargai perbedaan pilihan karena mungkin demokrasi kita ini sudah matang perjalanan demokrasi kita.

"Alhamdulillah teman-teman menunjukkan kemajuan di fenomena demokrasi yang saya sebagai praktisi melihat dan merasakan bahwa ada fenomena demokrasi yang muncul di antara kita," ucapnya.

Lanjutnya, contoh misalnya kalau kita bicara tentang kepemimpinan pemuda konteksnya dalam pemilu 2024 tergantung pada perspektif kita masing-masing, sekarang kalau kita melihat secara fisik ini, maka dalam undang-undang pemuda itu batasannya usia 40 tahun.

"Kalau kita lihat secara fisik beberapa kandidat ini capres dan cawapres yang mewakili kaum muda terlepas dari berbagai kekurangan dan kelebihannya, ini fenomena kalau kita lihat secara fisik dan sudut pandang psikologi kejiwaannya, jiwa muda adalah salah satu paslon," tuturnya.

Konteks yang bisa menyentuh teman-teman pemuda sekarang pertanyaan kita ini kan yang hadir di sini rata-rata aktivis, kita diskusi tentang berbagai macam hal-hal teoritik. Simpel saja sekarang ini kita ini lebih banyakan mana dengan yang hobinya joget-joget di tik-tok, itu perbandingan dalam konteks demokrasi bahwa semua orang punya hak pilih bahwa teman-teman tidak boleh memaksakan pilihan kepada orang lain, bahwa perbedaan itu hal yang sah-sah saja, hal yang boleh, dan hal yang wajar, hal yang  lumrah itulah demokrasi.

"Sederhana teman-teman, berapa banyak diantara teman-teman aktivis ini yang hadir disini bisa mempengaruhi orang membaca dan lain sebagainya dan mendiskusi berbagai macam hal tentang kebangsaan, bernegara, dan keselamatan umat Indonesia," jelasnya.

Sambungnya, hanya kita masih bicara tentang kemajuan negara, membahas demokrasi damai, ini fenomena demokrasi yang luar biasa, kita masih berharap ada masukan kritis karena kita berdiskusi tentang negara tentang bangsa, negara, dan keumatan setiap hari, malam saat, sekarang zaman eranya demokrasi kita sudah berbeda lagi. Demokrasi kita juga ada ruang untuk mereka yang hedonistik coba bayangkan, saya ingin mengatakan bahwa demokrasi kita ini sudah sebegitunya, ada ruang bagi mereka yang tidak kritis terhadap negara bahwa ada ruang mereka yang ingin juga menyampaikan ekspresi pribadinya dan lain sebagainya itu sah dalam negara demokrasi.

Konteks fisik yang mewakili kaum muda tetapi apakah visi dan misi,  kemudian visi besar untuk pembangunan bangsa Indonesia bisa kita sampaikan dan bisa kita amanahkan kepada beliau.

"Saya kira itu urusan pada pilihan kita, dari sudut pandang kita masing-masing memilih pemimpin negara ini," pungkasnya.

Sementara, Narasumber III, Dr. Alfisahrin menyampaikan, pertama, Indeks indeks demokrasi kita ini turun, salah satunya partisipasi di Indonesia sangat rendah untuk mengontrol kekuasaan

"Kedua, Krisis kepemimpin nasional yang muncul dari sebagai pemimpin bukan representasi dari 170 ribu pulau yang ada di Indonesia, 200 juta masyarakat Indonesia jadi hal ini menjadi catatan Krisis di tengah-tengah kita dituntut untuk memainkan peran-peran fundamental untuk mengisi ruang publik supaya demokrasi kita ini semakin mapan," ucap Doktor Alfi sapaan akrabnya.

Lebih lanjut Pria kelahiran Bima ini,  baru saja saya di undang di TVRI tentang kepemimpinan muda, apasih yang benarnya, ketika munculnya sosok muda ini, lalu pengetahuan dan morfologi dia tentang memahami Indonesia dari sabang sampai maroke di bidang ekonom yang ditawarkan, kita lihat apakah dia punya kapasitas untuk menterjemahkan indeks pertumbuhan ekonomi yang baik.

"Lalu apa yang ditawarkan oleh pemimpin muda, untuk memahami indeks pemuda Indonesia dan indeks baca rata-rata di Indonesia rendah, bahkan di negara Asia kita kalah, Fienam aja kita kalah, padahal pada tahun 90an orang-orang Malaysia datang berguru di Indonesia, sekarang sudah terbalik. Yang dikirim ke Malaysia adalah bumi imigran bukan intelektual yang pernah belajar berguru di Indonesia, ini soal-soal kritis yang kita bicarakan," jelasnya.

Ketiga, Sambung Doktor Alfi, soalnya demokrasi apasih yang dibawah pemimpin muda untuk persoalan sosial menjelang lima tahun setiap pemilu, orang kubu A dan kubu B saling bertengkar habis-habisan. 

"Ruang media sosial di ciptakan Mar dan Bel untuk menghangat kehidupan sosial kita, lewat keakraban, kehangatan sebagai manusia di rubah menjadi arena caci maki, coba lihat di Facebook, WhatsApp, tik-tok, padahal demokrasi sudah berubah," tuturnya.

Kalau kita merujuk pada salah satu pemikir politik di Amerika, Jacque Rosseau mengatakan demokrasi sekarang sudah tidak elit, bukan mereka dia atas menentukan, demokrasi sekarang ada dibawah itu sebut dengan demokrasi fordilow. Oleh karena itu mahasiswa dan pemuda  bicara Demokrasi, bicara kepemimpinan, mutu demokrasi, transformasi, perubahan, tapi menjangkau semua di perlukan persolan di Indonesia, memang kita butuh mutu, kita tidak butuh kuantitas, tatapi kita butuh kualitas.

"Saya senang sekali kita kita bicara tentang nasib bangsa, daerah di tangan pemimpin muda, itu tercipta manakala. perubahan hanya diciptakan oleh pemimpin muda yang mempunyai visi dan misi besar membangun bangsa dan negara ini, yang berbobot, berkualitas, dan memahami semua morfologi, serta  persoalan sosial di bangsa dan negara kita," tutupnya.

Diakhir kegiatan tersebut Fitrah Zaman selaku Sekjen Rampai Nusantara Eksekutif Wilayah NTB Teks Deklarasi Pemilu Damai 2024 dan di ikuti seluruh panitia, Narasumber,dan seluruh peserta.

(Surya Gempar).


Load disqus comments

0 comments