Dompu-NTB, Media Dinamika Global.Id – Aktivitas tambang PT Sumbawa Timur Mining (STM) di kawasan hutan Kecamatan Hu'u, Dompu, terus menuai sorotan. Berdasarkan citra satelit terbaru, terlihat adanya perluasan lahan yang cukup signifikan di beberapa lokasi strategis yang diduga akan menjadi areal smelter PT STM. Namun, yang lebih mencemaskan adalah puluhan titik bekas galian eksplorasi yang dibiarkan terbuka tanpa proses rehabilitasi. Hal ini mengindikasikan kelalaian perusahaan dalam memenuhi komitmen terhadap kelestarian lingkungan.
Pembukaan lahan yang terbentang mulai dari Gunung Wadu Bura, Doro Fanda, hingga Drillpad di timur, dan Mining Site Macmahon di barat, menunjukkan ekspansi besar-besaran di wilayah hutan belantara Dompu. Meski PT STM dalam pernyataannya berjanji akan melakukan rehabilitasi, faktanya puluhan titik bekas pengeboran seluas rata-rata 0,2 hektar masih dibiarkan tanpa tindakan nyata.
Yang lebih mengejutkan, Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) mengakui bahwa mereka belum pernah melakukan inspeksi langsung ke lokasi pembangunan smelter maupun area eksplorasi lainnya. Didi Mahmud Gunawan Hadi, Kepala Bidang Penataan dan Pengawasan Lingkungan Hidup NTB, menyatakan bahwa pengawasan yang dilakukan sejauh ini hanya sebatas pengambilan sampel air. “Kami tidak pernah sampai ke atas sana untuk melihat langsung aktivitas yang sedang berlangsung,” ujarnya. Pengakuan ini menimbulkan pertanyaan serius mengenai pengawasan pemerintah terhadap aktivitas tambang yang berisiko tinggi terhadap lingkungan.
Meski PT STM telah mengantongi izin eksplorasi dan eksploitasi mineral, kurangnya transparansi dalam pelaksanaan proyek, terutama dalam hal dampak lingkungan, semakin memperkuat kekhawatiran masyarakat. Pembangunan smelter, yang merupakan fasilitas penting untuk pengolahan hasil tambang, juga dianggap melangkahi protokol lingkungan yang seharusnya diawasi secara ketat.
Masyarakat Dompu kini menghadapi dilema besar: di satu sisi, PT STM menawarkan potensi ekonomi yang menjanjikan dengan Proyek Hu'u, yang menyimpan cadangan mineral berharga. Namun di sisi lain, kegagalan perusahaan dalam menjaga lingkungan dan minimnya pengawasan pemerintah menciptakan ketidakpastian tentang masa depan kawasan ini. Jika pengawasan dan rehabilitasi lingkungan tidak segera ditingkatkan, hutan belantara Dompu yang menjadi benteng alam dapat berubah menjadi kawasan yang rusak secara permanen. (Surya Ghempar).
0 comments