BIMA-Mediadinamikaglobal.id || Kepala Sekolah Menengah Pertama (SMP) N 2 Wawo Ikra Alwi, S. Pd merasa sangat dirugikan atas penggeledahan mobil pribadi miliknya serta ruang kepala sekolah yang merupakan ruang kerjanya. Selain itu dilakukan juga penggeledahan atas motor pribadi serta dompet milik seorang pengawas pendidikan yg juga merupakan pengurus PGRI Kabupaten Bima, serta motor pribadi milik salah satu guru SDN Inp riamau beserta beberapa motor lain milik guru dan staf SMPN 2 Wawo. Penggeledahan terjadi di halaman SMP N 2 Wawo pada Jum'at malam (22/11/2024).
Kepala Sekolah SMPN 2 Wawo Ikra Alwi, S. Pd |
Ikra pada saat itu bersama beberapa orang guru dan staf, Korwil yang juga merupakan Ketua PGRI Kecamatan Wawo, serta pengurus PGRI Kabupaten Bima sedang istrahat setelah melakukan gotong royong penyiapan tempat upacara Hari Guru Nasional Ke-79 tingkat Kecamatan Wawo di lapangan SMPN 2 Wawo.
Ikra selaku Kepsek SMPN 2 Wawo angkat bicara menyampaikan kepada awak media ini Senin (25/11) setelah upacara HGN dan HUT PGRI diruang kerjanya. Ikra mengatakan bahwa ketika penggeledahan terjadi dirinya malam itu bersama beberapa orang guru beserta staf SMPN 2 Wawo, termasuk Korwil selaku Ketua PGRI Wawo dan pengurus PD II PGRI Kabupaten Bima yang hadir sejak tadi sore melakukan gotong royong bersih-bersih hingga lanjut pada malam hari melakukan pembahasan pemantapan upacara HUT PGRI.
"Kami merasa sangat dirugikan atas insiden tersebut, sebab kehadiran kami bersama pengurus PGRI Kecamatan Wawo hanya membahas persiapan HUT PGRI bukan membahas urusan politik seperti yang dituduhkan, "Ucapnya.
Lanjutnya, Ikra mengaku
"Tiba-tiba pada saat tengah pembahasan terkait pemantapan upacara HUT PGRI, kami dihampiri oleh beberapa orang warga dengan menggunakan sepeda motor setelah itu mereka mempertanyakan keberadaan kami di halaman SMPN 2 Wawo dengan nada keras yang tidak menyenangkan, "tuturnya.
Ikra yang juga menegaskan kepada awak media bahwa pertemuanya dengan ketua PGRI Kecamatan Wawo, pengurus PD 2 PGRI Kabupaten Bima dan guru-guru yang berlangsung mulai sore hingga malam hari di halaman SMPN 2 Wawo tersebut, tidak ada sama sekali korelasinya dengan kontestasi politik khususnya Pilkada Kabupaten Bima. Kalaupun ada tuduhan bermain politik terutama yang mengarah pada salah satu Paslon Bupati dan Wakil Bupati Bima, itu semua adalah fitnah keji yang mencoreng nama baik mereka selaku ASN.
"Kami merasa sangat dirugikan dalam tuduhan ini, kami tidak pernah melakukan rapat politik ataupun tindakan politik apapun seperti yang dituduhkan. Tapi kami berada di SMPN 2 Wawo sampai malam semata-mata dalam rangka mempersiapkan lokasi dan juga kelengkapan untuk upacara HUT PGRI tingkat Kecamatan Wawo," pungkas Ikra.
Seperti diketahui, dalam peristiwa penggeledahan yang terjadi pada Jum'at malam tersebut, Korwil Dikbudpora bersama kepala sekolah, pengawas, guru-guru dan seorang warga berinisial S, dituduh melakukan rapat politik oleh puluhan warga yang disinyalir merupakan pendukung dari salah satu Paslon Bupati dan Wakil Bupati Bima yang berkompetisi pada Pilkada serentak 27 Nopember 2024.
Dalam peristiwa yang menggemparkan secara khusus warga Desa Raba, Kombo serta secara umum Kabupaten Bima, para pendukung calon Bupati dan Wakil Bupati Bima nomor urut 1 ini juga, mencurigai Korwil dan jajaranya sedang menyiapkan amunisi untuk melancarkan politik uang (money politic) untuk memenangkan Paslon Bupati Bima yang dikehendakinya.
Informasi yang diperoleh awak Media ini, dalam penggeledahan tersebut tidak ditemukan barang bukti apapun yang berkaitan dengan rapat politik maupun money politic yang seperti dituduhkan oleh massa yang melakukan aksi penggerebekan dan penggeledahan sebuah mobil pribadi milik kepala SMPN 2 Wawo ini.
Tanpa adanya bukti yang kuat, Kepsek SMPN 2 Wawo bersama Korwil Dikbudpora Wawo juga 5 orang lainya, termasuk penjaga sekolah yang sempat diamankan pasca penggeledahan, kini sudah dibebaskan oleh pihak Kepolisian Polres Bima Kota dan juga Bawaslu Kabupaten Bima, tepatnya pada Sabtu petang kemarin (23/11).
(MDG05).
0 comments