Foto : Cahyo Ketua DPC GMNI Kabupaten Bima |
Opini
Kabupaten Bima-NTB, Media Dinamika Global.Id - Suksesi Kampanye Akbar Pasangan Calon Bupati Bima Nomor urut 1 Ady-Irfan (23/11) berjalan dengan riang gembira oleh karena arus bawah yang super semangat. Suasana ini menuai adanya super kepanikan dari kubu sebelah(Yandi-Ros). |
Dasar dari terminologi "Riang Gembira" ialah di ukur dari bentuk semangat Swadaya rakyat arus bawah, yang menjadi satu peristiwa baru di sepanjang history pilkada Bima.
Jerih payah, upaya dan laksana Swadaya masyarakat adalah satu dari sekian banyaknya sinyal-sinyal positif kemenangan Ady-Irfan. Apalagi dengan tagline "Perubahan" radikal yang terus-menerus di kobarkan, di galakkan dan di propagandakan secara kolektif-masif, seperti keberanian pemuda dan bijaknya orang tua pada momentum mencapai Indonesia Merdeka.
Lah kok sampel analoginya Mencapai Indonesia Merdeka ? Sedangkan Indonesia sudah Merdeka loh, apa relevansinya ?. Yah saya jawab, sangat relevan, Bima ini selama 20 tahun secara de facto telah di jarah oleh satu keluarga plus kroni-kroninya. Secara de facto, "Kemerdekaan Indonesia" tapi saya sedikit mempersempit menjadi "Kemerdekaan Bima" ialah telah di injak-injak oleh satu keluarga yang memimpin Bima selama 20 Tahun terakhir ini, dalam hal ini selama kekuasaan di pegang oleh keluarga Indah Damayanti Putri (Bupati Bima 2014-2024).
Hari-hari ini dominan rakyat bima secara kebatinan telah otomatis over muak efek dari corak kepemimpinan 20 tahun terakhir ini. Rakyat bergerak sukarela bergandengan tangan dalam upaya membumihanguskan kekuasaan Populis otoritarian, dalam hal ini memperjuangankan Perubahan Tangan keluarga yang memegang kekuasaan, kasarnya Yandi-Ros versus Kambing-pun akan tetap kambing yang memenangkan permainan. Sebab judul dari amarah rakyat adalah yang penting perubahan, Yandi-Ros secara survey, pengamatan politik berbasis sosialisme dan secara People Power tetaplah Yandi-Ros Lost Badly.
Di H-2 Pilkada, rakyat memasifkan sorotan ke ASN dan Para Kepala Desa yang berupaya mengotori dan mempersekusi martabat demokrasi dengan corak gayanya bagi-bagi amplop. Awas, ini big warning ketegasan rakyat yang mau menjaga kewarasan dan kesucian demokrasi, sehingga momentum emas 5 tahun sekali ini bisa menjadi otoritas rakyat seutuhnya.
Penulis : Cahyo Ketua DPC GMNI Kabupaten Bima.
0 comments