|
Opini : Dr. Muh. Irwan MP (Dosen Ekonomi Pascasarjana Universitas Negeri Mataram) |
Mataram-NTB,
Media Dinamika Global.Id - Tujuan utama pembangunan yang melekat dalam setiap jenjang pemerintahan adalah meningkatkan kualitas sumber daya manusia (Insani) atau penduduk yang bermukim di dalam wilayah admistratifnya.
Sumber daya manusia (Insani) berkualitaslah yang selalu menyertai ikhtiar pemerintah mewujudkan cita-cita pembangunan yaitu hadirnya manusia (Insani) cerdas guna menggapai kesejahteraan dan kebahagiaan hidup hakiki. Sumber daya manusia (Insani) yang berkualitas merupakan modal dasar pembangunan karena berfungsi sebagai pelaksana sekaligus sasaran pembangunan.
Berbagai kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah untuk mewujudkan cita-cita mulia tersebut. Pembangunan yang berpihak kepada rakyat terus digalakkan dan ditampakkan. Pembangunan infrastruktur yang dimanfaatkan baik secara langsung maupun tidak langsung terus dilakukan. Peningkatan pelayanan terhadap kebutuhan dasar tidak pernah dilupakan, berbagai intsrumen atau variabel pembangunan baik mikro dan makro terus diikhtiarkan untuk diperbaiki.
Indikator-indikator pembangunan yang telah direncanakan serta ditargetkan secara bertahap dapat direalisasikan, sehingga banyak indicator-indikator tersebut menghantarkan pemerintah mendapatkan penghargaan baik secara nasional mupun internasional.
Pembangunan manusia (insani) yang berkualitas secara berkesinambungan dilaksanakan dengan terencana, terarah dan terpadu agar mampu memenuhi kesuksesan. Indikator utama untuk melihat terjadinya pembangunan manusia adalah melalui Indeks Pembangunan Manusia (IPM).
Terciptanya sumber daya manusia (insani) yang berkualitas merupakan sebuah keniscayaan yang dilakukan oleh pemerintah daerah termasuk di provinsi Nusa Tenggara Barat.
Mengacu pada besaran IPM yang diperoleh dari tahun ke tahun yang terus bertambah mengindikasikan bahwa secara perlahan kualitas sumber daya manusia (insani) provinsi Nusa Tenggara Barat tengah menuju pada kondisi yang semakin membaik sebagaiman terlihat dalam kurva berikut.
|
Sumber : BPS, NTB; 2024 (SP2020LF) |
Perkembangan IPM cukup menggembirakan meskipun pada tahun 2020 – 2022 masih dalam kondisi COVID 19. Perubahan IPM hanya sebesar 0,16 dari tahun 2020-2021 dan mengalami peningkatan menjadi 0,33 dari tahun 2021-2022 serta 0,36 dari tahun 2022- 2023 .
Berpijak pada perubahannya yang cukup besar ini akan memotivasi pemerintah daerah untuk terus memacu pembangunan sumber daya manusia (Insani) agar semakin berkualitas . Secara rata-rata IPM NTB selama tahun 2020–2023 adalah sebesar 71,55 dan berada dalam katagori “Tinggi”.
Namun demikian, IPM yang terus membaik ini harus terus diperhatikan pembangunan sektor-sektor pembentuk IPM yaitu sektor pendidikan, Kesehatan dan pengeluaran per kapita (ekonomi). Jika sektor-sektor ini terus diberikan suntikan anggaran yang memadai secara otomatis akan terus meningkatkan IPM hingga akan berada pada katagori “Sangat Tinggi”.
Hal ini adalah tantangan dan dijadikan skala prioritas bagi para pemimpin masa depan NTB yang tengah bergelora sekarang. Sumber daya manusia (insani) yang berkualitas di samping sebagai modal dasar sekaligus sebagai mitra pembangunan, yang bermakna masyarakat diberikan peluang dan kesempatan yang sebesar-besarnya untuk terlibat langsung maupun tidak langsung dalam proses pembangunan daerah yang tengah dan akan dilaksanakan.
Sumber daya manusia (Insani) berkualitas tidak hanya terfokus pada peningkatan aspek material namun juga diprioritaskan pada aspek non-matarial atau spiritual. Menurut beberapa pakar sumber daya manusia, bahwa pembangunan manusia tidak akan berhasil hanya terfokus pada aspek material dengan mengabaikan aspek spritualnya.
Tilaar (1997) mengatakan bahwa pembangunan yang berwajah manusia mencakup peningkatan kualitas manusia yang menguasai teknologi sebagai sarana untuk meningkatkan taraf hidupnya, mengelola sumber-sumber alam yang disediakan oleh bumi secara optimal sehingga dapat diwariskan kepada generasi penerus, juga meminta kepada manusia yang mau bekerja keras, bertanggung jawa atas kelestarian lingkungannya.
Manusia yang bertanggung jawab tidak lain adalah yang mempunyai “nilai moralitas” yang tinggi dan membentuk masyarakat madani (civil society) yaitu suatu masyarakat yang adil, Makmur dan beradab. Lebih lanjut dikatakan bahwa suatu masyarakat bukan hanya sekedar berjuang untuk mencapai kemakmuran, tetapi kemakmuran yang adil dan menempatkan moralitas di atas segala-galanya. Itulah manusia yang hidup di dalam masyarakat yang beradab bukan masyarakat saat setiap orang menjadi harimau bagi sesamanya.
Manusia yang berkualitas cirinya adalah hidup dalam masyarakat yang berkualitas, yaitu masyarakat yang menjunjung tinggi moralitas yang merupakan fungsi dari pendidikan, dan juga fungsi dari system pendidikan nasional.
Umar bin Khattab (Al-Haritsi, 2006), telah memberikan acuan untuk mengembangkan sumber daya manusia (insani) yang berkualitas yaitu menekankan pada dua sifat mendasar yaitu amanah dan kuat. Dua sifat ini merupakan pilar utama dari kepemimpinan.
Dua sifat ini dijabarkan oleh Ibnu Taimiyah bahwa kekuatan dalam setiap kepemimpinan adalah sesuai porsinya, artinya memiliki keberanian hati, pengalaman perang, tipu dalam di dalamnya karena perang adalah tipu daya dan menguasai bentuk-bentuk peperangan. Sedangkan kuat dalam bidang penetapan hukum di antara manusia adalah berlaku adil berdasarkan Al-Qur’an dan As-sunnah dan mampu melaksanakan hukum. Sementara amanah adalah takut kepada Allah denga tidak menjual ayat-ayat-Nya dengan kehidupan dunia dan meninggalkan rasa takut kepadanya.
Sumber daya manusia (Insani) yang berkualitas harus memiliki etika kerja yang berpatokan pada ajaran agama yang diyakininya. Etika kerja Islam dapat dikembangkan melalui dua sayap, yaitu sayap hubungan manusia dengan Allah Yang Maha Pencipta berupa Etika Tauhid; dan sayap kedua adalah hubungan manusia dengan sesama makhluk dengan mengikuti norma-norma Illahi berkaitan dengan aktivitas muamalah dan kerja.
Mengembangkan sumber daya manusia (Insani) berkualitas harus ditekankan pada “moralitas” yang merupakan sektor kunci sebgai penentu yaitu shidiq (benar dan jujur); amanah (Terpercaya, Kredibel); Tabligh (Komunikatif) dan Fathanah (Cerdas).
Hadirnya sumber daya manusia (Insani) yang semakin berkualitas maka proses pembangunan akan berjalan dengan baik. Masyarakat dapat merasakan suasana batin yang nyaman dan aman, tidak terjadi ketidakadilan dan kedholiman, tidak terjadi disparitas dan ketimpangan yang semakin melebar, akan menciptakan suasana persaudaraan yang semakin melekat karena saling menghargai, menolong satu dengan lainnya. Bila hal ini terjadi, maka kesejahteraan dan kebahagiaan hidup akan dapat dirasakan.
Penulis: Dr. Muh. Irwan MP (Dosen Ekonomi Pascasarjana Universitas Negeri Mataram)
Editor : Surya Ghempar.