Mataram-NTB, Media Dinamika Global.Id.- Puluhan lukisan yang mempunyai varian dan karakteristik beragam dihadirkan di dalam pameran karya lukis di Hotel Ayom Suite, Kota Mataram, Kamis (3/10/2024). Lukisan-lukisan yang dihadirkan tersebut buah karya dari dua pelukis ternama asal Lombok Timur yakni Muhammad Zain dan Ahmad Junaidi.
Kedua nya memiliki varian karakteristik karya yang berbeda, namun memiliki corak dan kedekatan teman yang sama yakni tentang budaya dan aktivitas tradisi masyarakat di Lombok Timur NTB.
Seperti lukisan karya Muhammad Zain, yang kebanyakan mengambil tema adat atau kebudayaan sasak yang beberapa sudah punah seperti "Tembolak" yang mempunyai simbol hubungan sosial antara masyarakat sasak.
Sejumlah lukisan Zain juga menampilkan beberapa kebudayaan yang hampir punah seperti Cepung alat musik legenda dan rebana gendang 5.
"Melalui lukisan ini kami mendorong agar budaya dan tradisi kita dapat dilestarikan kembali, seperti tradisi Tembolak yang selalu hadir di setiap acara sosial masyarakat saat ini mulai hilang, padahal tradisi itu ramah lingkungan dan estetik," Kata Zain.
Melalui karya lukis nya juga, Zain yang sudah melukis sejak tahun 1989 itu ingin menjelaskan bahwa ada tradisi atau budaya masyarakat sasak di Lombok Timur yang saat ini sudah punah.
Salah satu pelukis lainnya, Ahmad Junaidi, juga menghadirkan beberapa karya lukis di pameran tersebut. Karya-karya yang ia tampilkan adalah lukisan realis naturalis dari aktivitas budaya masyarakat.
Dijelaskan Jun, aliran realis naturalis melukis objek seperti apa adanya. Seperti lukisan gembala kerbau yang ditampilkan Jun adalah tradisi masyarakat Lombok Timur bagian selatan yang masih terjadi saat ini.
Dalam lukisan itu, Jun ingin menceritakan bagaimana situasi kondisi alam di sana dan kebiasaan masyarakat setempat dalam kehidupan sehari-hari.
Kurator asal NTB, Sasih Gunalan, SPd, MSn, mengatakan, ada yang menarik terkait tema yang dipilih dan ditampilkan pada pameran kali ini yakni poros timur karena mempunyai karakteristik tersendiri.
"Corak yang memang dihadirkan dalam pemeran ini realis dan naturalis didominasi dari karya semacam itu di Lombok Timur," katanya.
Jika ingin melihat kekuatan poros timur, kata Sasih, bisa dilihat pada dua seniman dan karya lukis yang ditampilkan pada pameran kali ini.
"Secara visual keduanya mereka memiliki karakteristik yang berbeda, ini menurut saya menjadi hal yang menarik agar karya-karya yang dihadirkan tidak monoton," ujar Sasih.
Sasih menjelaskan, dua seniman ini mempunyai karakteristik ekspresif bentuk yang dideformasi dari objek sebenarnya, dan sisi realis dari aktivitas budaya masyarakat setempat.
Terkait kekuatan Poros timur, Sasih mengatakan, karya-karya dari dua pelukis tersebut merepresentasikan corak atau dinamika kesenian Lombok Timur, dimana karya kedua nya mempunyai keragaman yang berbeda namun dengan tema yang sama.
Lebih jauh, Sasih mengatakan, bahwa pameran tersebut menjadi ajang meng konservasi atau mengingat kembali budaya-budaya yang telah hilang.
Diakhir statemen nya, Sasih juga mengucapkan terima kasih kepada pihak Ayom Suite yang telah memberikan kesempatan kepada para seniman untuk memamerkan karya-karya nya.
"Alhamdulillah Ayom Suite memberikan ruang seperti ini. Ini bisa menjadi awal untuk para seniman menampilkan karya-karya terbaiknya," tutup Sasih. (Surya Ghempar).