Media dinamika global|Kawasi, 28 Oktober 2024 - Kehadiran PT Trimegah BangunPersada Tbk (NCKL) atau Harita Nickel, perusahaanpertambangan dan pemrosesan nikel terintegrasi berkelanjutanyang beroperasi di Pulau Obi, Halmahera Selatan, Maluku Utara, tidak hanya membawa dampak signifikan padapertumbuhan ekonomi sektor pertambangan semata. Lebihdari itu, Harita Nickel juga mendorong masyarakat lingkartambang di Desa Kawasi untuk menumbuhkan perekonomianmereka dengan turut membangun Usaha Mikro, Kecil, danMenengah (UMKM) melalui program Corporate Social Responsibilty (CSR).
Sebagaimana diketahui, Desa Kawasi merupakan desa yang terletak bersebelahan dengan kawasan industri Pulau Obi sebagai lokasi penambangan dan industrialisasi nikelterintegrasi milik Harita Nickel. Bersebelahan dengankawasan industri, tentu masyarakat Desa Kawasi merasakanpergerakan ekonomi dari keberadaan investasi di wilayahtersebut.
Perekonomian Desa Kawasi perlahan tumbuh danbertransformasi menjadi pusat ekonomi baru di Pulau Obi. Tidak hanya penyerapan sumber daya manusia (SDM) keperusahaan, namun juga turut bermunculan beberapa usaha-usaha rakyat yang dijalankan penduduk lokal.
Salah satu contoh inspiratif UMKM yang suksesdikembangkan melalui kelompok usaha Obi Jaya Mandiriyang merupakan mitra binaan CSR Harita Nickel di DesaKawasi adalah UMKM “Horiwo Kawasi” yang digagas olehSuryani Jouronga. Sejak berdiri pada 2019, usaha ini telahmeraih penghargaan dalam ajang Indonesian CSR Awards danIndonesian SDGs Award 2023 dengan kategori Terbaik 1 Local Hero on Social Responsibility untuk pemberdayaanUMKM.
Sebagai warga asli Pulau Obi, perempuan yang akrab disapaMama Cahya itu mengaku merasakan langsung dampakpositif dari keberadaan perusahaan.
Mama Cahya menceritakan, dirinya bersama puluhanperempuan lain dari Desa Kawasi membentuk kelompokUMKM yang memproduksi berbagai produk makanan olahan, mulai dari keripik pisang, keripik keladi, tahu-tempe, hinggasambal ikan.
Produk utama dari Mama Cahya berupa keripik pisang diberinama Horiwo, asal kata dari Horewo yang berarti mariberkumpul. Mama Cahya mengaku bisa memiliki skill inisetelah mendapat pendampingan dan pelatihan dari pihakperusahaan.
Mereka awalnya ragu dalam mengembangkan usaha tersebut, sebab rata-rata buah pisang di Desa Kawasi punya rasa asinyang tinggi. Mereka khawatir, kandungan rasa pada buahpisang tersebut tidak bisa membawa keuntungan pada hasiljualan mereka.
”Produk yang paling dicari adalah keripik pisang. Kami awalnya tidak mengira kalau keripik pisang dikemas dandipasarkan seperti ini,” ujar Mama Cahya.
Keraguan mereka akhirnya berubah menjadi keinginan untukdapat tumbuh dan berkembang setelah mendapat binaanlangsung dari CSR Harita Nickel. Mama Cahyamemberanikan diri dengan modal awal dari kantongpribadinya, serta mengajak beberapa perempuan lainnya, mulai membuka usaha keripik pisang Horiwo Kawasi.Usaha mereka perlahan mulai tumbuh dan menemukanpasarnya. Dengan dampingan CSR Harita Nickel, kelompokini diajari tentang mengemas dagangan mereka secara baik. Mereka juga diajarkan terkait cara pemasaran.
Keuntunganmereka pun naik drastis seiring dengan banyaknya peminat. Saat ini, dalam setahun mereka mampu meraup omzet senilaiRp 500 juta.
“Keberadaan perusahaan telah membuka jalan ekonomi barubagi saya dan para perempuan Desa Kawasi lain. Kami yang tergabung dalam kelompok UMKM kini memilikipenghasilan tambahan dari yang sebelumnya hanyabergantung dari hasil mencari ikan di laut,” ucap Mama Cahya dengan bangga.
Keberadaan kelompok UMKM ini menunjukkan bahwahilirisasi tidak hanya memberikan nilai tambah pada produktambang semata, tetapi juga dapat memberdayakanmasyarakat sekitar dan menciptakan perubahan positif dalamkehidupan mereka.
Foto 1: Kelompok UMKM Binaan Harita Nickel saatmengemas produk keripik pisang Horiwo
Foto 2: Proses pemotongan pisang oleh Mama Cahya, Koordinator kelompok UMKM Obi Jaya Mandiri di Kawasiyang dibina oleh CSR Harita Nickel
Tentang Harita Nickel
PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL) atau Harita Nickel merupakan bagian dari Harita Group yang mengoperasikanpertambangan dan pemrosesan nikel terintegrasi berkelanjutandi Pulau Obi, Halmahera Selatan, Maluku Utara. Selain IUP Pertambangan, perusahaan sejak 2016 telah memiliki pabrikpeleburan (smelter) nikel saprolit dan sejak 2021 jugamemiliki fasilitas pengolahan dan pemurnian (refinery) nikellimonit di wilayah operasional yang sama. Kedua fasilitastersebut hadir untuk mendukung amanat industrialisasi daripemerintah Indonesia. Harita Nickel menjadi pionir di Indonesia dalam pengolahan dan pemurnian nikel limonit(kadar rendah) dengan teknologi High Pressure Acid Leach(HPAL). Teknologi ini mampu mengolah nikel limonit yang sebelumnya tidak dimanfaatkan, menjadi produk bernilaistrategis berupa Mixed Hydroxide Precipitate (MHP). Denganteknologi yang sama, MHP sebagai intermediate product telahberhasil diolah menjadi produk akhir berupa nikel sulfat dankobalt sulfat yang merupakan material inti pembuatan katodasumber energi baru, yaitu baterai kendaraan listrik. (H.M////)